Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Kapal perang AS diketahui kembali melintasi Selat Taiwan setelah cukup lama tidak beraktivitas di sana. PIhak Angkatan Laut AS mengklaim kunjungan tersebut merupakan bagian dari program rutin.
Dilansir dari Reuters, kapal yang memasuki Selat Taiwan pada hari Selasa (18/5) adalah kapal destroyer dengan rudal kendali kelas Arleigh Burke, USS Curtis Wilbur. Kapal ini merupakan bagian dari Armada ke-7 Angkatan Laut AS.
Dalam pernyataan resminya, Armada ke-7 mengatakan bahwa kunjungan mereka ke Selat Taiwan kali ini merupakan bagian dari transit rutin untuk mengawasi daerah tersebut.
"Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer Amerika Serikat akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi di mana saja yang diizinkan oleh hukum internasional," tulis Armada ke-7 Angkatan Laut AS dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: China kerahkan 4 jenis jet tempur dalam latihan militer terbaru di Laut Kuning
Operasi rutin
Angkatan Laut AS memang telah melakukan operasi semacam ini setiap bulannya, dan setiap ini terjadi, China selalu memberikan respon yang keras.
Amerika Serikat, meskipun tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, selalu menyatakan diri sebagai pendukung setia Taiwan dalam perselisihannya dengan China.
AS juga menjadi penjual senjata utama bagi Taiwan, yang lagi-lagi, membuat China cukup kepanasan.
Kunjungan AS ke Taiwan yang semakin intens terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Taiwan dan China selama setahun terakhir. Semua bermula ketika Taiwan mengeluhkan China yang berulang kali mengirim angkatan udaranya ke zona pertahanan udara Taiwan.
Kehadiran militer China di kawasan tersebut kerap kali disertai oleh armada tempur dan pengebom dalam jumlah besar sehingga membuat Taiwan khawatir.
Bagi China, kehadiran mereka di kawasan tersebut merupakan bagian dari melindungi kedaulatannya karena masih berharap untuk merebut kembali Taiwan. Bagi Taiwan, tindakan tersebut dianggap sebagai sebuah intimidasi.