Sumber: Bloomberg, KONTAN |
WASHINGTON. CIT Group Inc menyatakan diri bangkrut. CIT menyerah karena likuiditas mereka telah kering akibat krisis keuangan global.
Setelah menyatakan diri bangkrut, bank yang fokus di pembiayaan sektor kecil dan menengah ini mendaftarkan permohonan perlindungan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan Manhattan. Dalam siaran pers yang dikeluarkan perusahaan ini, direksi dan pemegang saham sepakat memohon perlidungan kepailitan.
Bank yang sudah berusia 101 tahun ini menyatakan, aset perusahaan senilai US$ 71 miliar dan kewajibannya sebesar US$ 64,9 miliar akan direstrukturisasi dan direorganisasi. Pemegang saham CIT juga bersedia menanggung penurunan porsi kepemilikan saham, apabila Pemerintah Amerika Serikat (AS) turun tangan menyuntikkan dana.
Chief Executive Officer CIT Jeffrey Peek menyatakan bahwa CIT merupakan perusahaan terbesar kelima di AS – jika dilihat dari sisi aset – yang mengalami kebangkrutan akibat krisis keuangan global. Empat perusahaan bangkrut di AS yang memiliki nilai aset lebih besar dibandingkan dengan CIT adalah Lehman Brothers, Washington Mutual, WorldCom, dan General Motors.
Pernyataan kebangkrutan ini dilakukan setelah CIT mengalami kerugian selama delapan triwulan alias dua tahun berturut-turut. Akumulasi kerugian yang diderita CIT selama dua tahun tersebut mencapai angka US$ 3 miliar.
Jaminan saham
Jean Everett, analis di Hiscock & Barclay LLP, memprediksi, kebangkrutan CIT akan memperkecil peluang nasabah kelas teri untuk mendapatkan pinjaman. Tetapi, ia belum bisa memastikan sektor apa yang nantinya akan terkena imbas kebangkrutan CIT. Selama ini, CIT menyalurkan pinjaman ke nyaris semua sektor.
Tahun lalu, CIT telah meminta dana penyelamatan (bailout) ke Pemerintah AS. Namun, permintaan itu ditolak. Departemen Keuangan AS hanya memberikan pinjaman dana sebesar US$ 2,3 miliar dengan jaminan berupa saham preferen serta waran. Tetapi, pinjaman tersebut tidak termasuk dalam program penjaminan yang dilakukan pemerintah AS bersama Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) alias Lembaga Penjamin Simpanan AS.
Hanya saja, pinjaman tersebut belum memadai untuk menyelamatkan nasib CIT. Untuk mencari tambahan likuiditas, bulan Juli 2009 lalu, CIT menerbitkan obligasi senilai US$ 3 miliar. Tapi, ternyata penerbitan obligasi tersebut tidak mencukupi untuk memperbaiki situasi likuiditas CIT.