kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Airlangga berharap investasi Korsel naik dua kali lipat di 2024


Kamis, 28 Februari 2019 / 11:30 WIB
Menteri Airlangga berharap investasi Korsel naik dua kali lipat di 2024


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan investasi Korea Selatan di Indonesia, terutama untuk sektor industri. Ini merupakan langkah strategis dalam upaya memperdalam struktur manufaktur nasional agar lebih berdaya saing di kancah global.

Guna menarik penanaman modal tersebut, Pemerintah Indonesia telah bertekad menciptakan iklim bisnis yang kondusif serta memberi kemudahan dalam perizinan usaha.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan kerja sama Indonesia dan Korea Selatan berada di level baru. Menurutnya, Korea punya peran di industri baja yang disebut mother of industry yang memperdalam struktur industri otomotif.

“Investasi Korea Selatan sudah membuka satu juta lapangan kerja di Indonesia. Kami berharap, jumlah ini meningkat dua kali lipat pada 2024,” ucap Airlangga dalam keterangan pers, Kamis (28/2).

Menurut Menperin, Korea Selatan konsisten menjadi investor kelima terbesar di Indonesia dalam lima tahun terakhir melalui berbagai investasi di sektor manufaktur dasar seperti industri baja dan petrokimia.

“Di sektor baja, kita mengenal perusahaan POSCO, lalu Lotte Chemical Indonesia sebagai pemain petrokimia serta ada juga industri ban Hankook,” ungkapnya.

Melalui penguatan kemitraan Indonesia-Korea Selatan, Airlangga meyakini, akan dapat saling menguntungkan bagi kedua negara. “Potensi perdagangan kedua negara sangat besar,” imbuhnya.

Pada tahun 2017, neraca perdagangan RI-Korsel mengalami surplus sebesar US$ 78 juta dari total nilai perdagangan yang mencapai US$ 17 miliar. Diproyeksi, nilai perdagangan kedua negara semakin meningkat dengan target sebesar US$ 30 miliar tahun 2022.

“Kami juga harapkan terjadi pertumbuhan investasi di sektor permesinan, karet, kayu, dan elektronik dari Korea Selatan di Indonesia,” ungkapnya.

Ini akan membawa efek berantai yang luas bagi ekonomi nasional, baik melalui peningkatan pada nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, hingga penerimaan devisa dari ekspor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×