kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Merger Bank Andara dan Bank Dinar mundur


Minggu, 22 Januari 2017 / 12:08 WIB
Merger Bank Andara dan Bank Dinar mundur


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Apro Financial Co Ltd akan menggabungkan (merger) Bank Andara dan Bank Dinar. Darwin Wibowo, Direktur Utama Bank Andara mengatakan, penggabungan dua bank ini akan memperkuat perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun-tahun mendatang.

Pasalnya, modal dan cabang akan semakin besar. “Perkiraannya, merger Bank Andara dan Bank Dinar sekitar akhir tahun 2017 atau awal tahun 2018,” kata Darwin, Sabtu (21/1) kemarin.

Sebelumnya, Apro Financial Co Ltd sebagai lembaga keuangan asal Korea Selatan akan melakukan merger kedua bank tersebut sebelum akhir tahun 2017.

Darwin menambahkan, andai nanti Bank Andara dan Bank Dinar merger maka bisnis akan semakin berkembang. Misalnya, Bank Andara yang fokus pada penyaluran kredit ke Bank Perkreditan Rakyat (BPR), akan mencoba membiayai secara langsung namun tetap mengutamakan pembiayaan untuk BPR.

Kemudian, perusahaan akan menjajaki sektor-sektor baru untuk menyalurkan kredit seperti kredit ke segmen mikro dan kredit ke konsumer. “Saat ini, kami juga sedang menjalankan pembiayaan ke mikro dan konsumer melalui BPR,” tambah Darwin.

Lanjutnya, meskipun Bank Andara belum resmi merger dengan Bank Dinar, namun perusahaan akan terus mengembangkan bisnis di tahun 2017 ini. Darwin bilang, pihaknya membidik pertumbuhan kredit sebesar 20% atau mencapai Rp 1,2 triliun pada akhir tahun ini dari realisasi kredit sekitar Rp 1 triliun pada akhir tahun 2016.

Begitu juga dengan dana pihak ketiga (DPK) akan tumbuh 20% atau mencapai sekitar Rp 960 miliar pada akhir tahun 2017, dari perhitungan realisasi DPK sekitar Rp 800 miliar pada akhir tahun 2016.

Bank Andara belum akan mencari dana selain dari DPK, karena rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) masih tinggi. “Kami masih memiliki CAR 70% pada akhir tahun lalu dengna nilai modal Rp 450 miliar,” ucapnya.

Dengan modal yang kuat ini, perusahaan masih akan fokus pada pembiayaan kredit, dan masih mengkaji untuk menambahkan kembali cabang dari posisi kepemilikan empat cabang yang berada di Jakarta, Surabaya, Bali dan Surakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×