Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
ATHENA. Perdana Menteri Yunani George Papandreou berupaya untuk melanjutkan bantuan internasional, sebelum negara kehabisan dana pada bulan depan. Dia berjuang untuk membentuk pemerintah persatuan baru, setelah pemimpin oposisi menolak tawarannya, kemarin.
Hari ini, Papandreou dijadwalkan akan memimpin rapat kabinet pada pukul 6 sore di Athena. Dia harus menyelesaikan perpecahan politik demi mengamankan kesepakatan terkait bantuan dan mencegah default.
Kemarin, Papandreou juga telah bertemu dengan Presiden Yunani Karolos Paloulias, seiring desakan kepada Papandreou untuk mundur, setelah dia membatalkan referendum yang mungkin menyebabkan Yunani dikeluarkan dari keanggotaan Euro. Dia mendorong pembentukan pemerintahan yang baru untuk mengatasi perpecahan di parlemen, dan berharap pemerintahan baru fokus meratifikasi persetujuan yang telah dicapai para pemimpin Uni Eropa pada 27 Oktober 2011.
Persetujuan itu terdiri dari paket penawaran bantuan dan pengurangan utang dengan memangkas pengeluaran secara ekstrim. Sebelumnya, Papandreou khawatir, perbedaan pendapat di dalam tubuh parlemen Yunani menimbulkan pandangan negara ini tidak serius untuk bertahan di dalam Uni Eropa.
Sementara, hari ini, Paloulias bertemu dengan pemimpin partai oposisi terbesar New Democracy, Antonis Samaras pada pukul 1 siang di Athena, untuk mencoba meyakinkannya agar bergabung dengan pemerintah persatuan nasional. Sejauh ini, Samaras menolak keras bergabung dengan partai sosialis Papandreou, bahkan jika rencana utama bailout dikesampingkan.
Samaras menyebut, Papandreou tidak mencari keselamatan pemerintah nasional. "Dia mencoba untuk mengikat setiap orang pada pilihan pribadinya, yang menyebabkan kebuntuan. Tetapi negara butuh pemerintahan dengan mandat yang kuat dan legitimasi dari rakyat. Tidak ada program yang dapat dicapai tanpa persetujuan dan dukungan dari mereka," ungkapnya, kemarin.