kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45921,71   -13,81   -1.48%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski terkoreksi, harga batubara masih dalam tren penguatan


Rabu, 19 September 2018 / 19:54 WIB
Meski terkoreksi, harga batubara masih dalam tren penguatan
ILUSTRASI. Tongkang Batubara


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara mulai bergerak turun setelah menyentuh level US$ 114 per metrik ton pada akhir pekan lalu. Harga tertekan lantaran berkurangnya permintaan impor China dan sentimen negatif dari eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China. Kendati begitu, harga komoditas energi ini diproyeksi masih akan menguat dalam jangka pendek, bahkan hingga akhir tahun.

Secara teknikal, Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar, menjelaskan, saat ini harga batubara masih bergulir di atas garis Moving Average (MA) 50, Ma 100, maupun MA 200. Begitu juga dengan indikator MACD yang bertahan di area positif. "Ini menunjukkan harga masih berpotensi menguat meski mengalami koreksi," ujar Deddy, Rabu (19/9).

Indikator lainnya seperti RSI juga berada di level 55 dan memberi indikasi penguatan harga. Sementara, Stochastic berada di level 75 dan memberi sinyal peluang penguatan juga.

Melihat indikator teknikal tersebut, Deddy melihat harga batubara hanya akan terkoreksi sementara, setidaknya sampai akhir pekan. Namun, selanjutnya harga masih berpeluang menguat lagi.

Untuk itu, Deddy memproyeksi, besok harga batubara akan berada dalam rentang US$ 111,40 - US$ 112,80 per metrik ton. Untuk sepekan ke depan, ia memperkirakan harga bergerak dalam rentang US$ 110,20 - US$ 113,40 per metrik ton.

Mengutip Bloomberg, harga batubara kontrak pengiriman November 2018 di ICE Futures Newcastle, Selasa (18/9), bertengger pada level US$ 112,20 per metrik ton atau turun 1,1% dari posisi harga pada hari sebelumnya. Dalam sepekan terakhir, harga batubara merosot 2,14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×