kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Misterius, Kapal Selam Rusia Bersenjata Nuklir Tsunami Hilang dari Pelabuhan Arktik


Rabu, 05 Oktober 2022 / 07:17 WIB
Misterius, Kapal Selam Rusia Bersenjata Nuklir Tsunami Hilang dari Pelabuhan Arktik
ILUSTRASI. Ilustrasi kapal selam Rusia. Oleg Kuleshov/TASS via REUTERS


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Sejumlah laporan menunjukkan, kapal selam bertenaga nuklir Rusia telah menghilang secara misterius dari pelabuhannya di Kutub Utara. Kapal tersebut disebut-sebut memiliki "senjata kiamat".

Melansir Fox News, NATO dilaporkan telah memperingatkan anggotanya bahwa kapal selam Belgorod Rusia tampaknya tidak lagi beroperasi di luar pangkalannya di Laut Putih, tempat kapal itu aktif sejak Juli. 

Menurut media Italia, para pejabat memperingatkan bahwa Rusia mungkin berencana untuk menguji sistem senjata "Poseidon" Belgorod, sebuah pesawat tak berawak yang dilengkapi dengan bom nuklir yang diklaim Rusia mampu menciptakan "tsunami radioaktif". 

Drone dapat dikerahkan dari kapal selam kapan saja dan diledakkan pada kedalaman 1 kilometer di dekat kota pesisir. Media pemerintah Rusia mengklaim perangkat itu dapat membuat gelombang dengan ketinggian 1.600 kaki. Gelombang tersebut dapat menerjang pantai dan menyinarinya.

Baca Juga: Cerita Erdogan: Situasi Rusia pada Perang Ukraina Cukup Bermasalah

Kapal selam setinggi 600 kaki itu dikirim kepada Angkatan Laut Rusia pada Juli sebagai bagian dari program rahasia Presiden Rusia Vladimir Putin yang bertujuan untuk mengembangkan dan mengoperasikan serangkaian "senjata super" kelas baru.

Rebekah Koffler, pakar intelijen strategis dan penulis "Putin's Playbook," memperingatkan bahwa penggunaan senjata semacam itu oleh Rusia hanya akan dilakukan sebagai upaya terakhir jika Rusia dan AS berada dalam perang kinetik langsung dan Rusia mengalami kekalahan. 

Koffler mengatakan, perangkat itu kemungkinan tidak akan beroperasi sampai 2027. Tetapi Putin mungkin mengujinya sebagai sarana untuk mengintimidasi Ukraina dan sekutu NATO-nya di Barat. Putin telah memperingatkan bahwa potensi penggunaan senjata nuklir Rusia "bukan gertakan."

Menurut Koffler, lokasi Belgorod tetap tidak diketahui publik pada hari Senin, situasi yang tidak terlalu mengejutkan bagi Koffler. Kapal selam Rusia memiliki beberapa kemampuan siluman terbaik di dunia dan bahkan telah memasuki perairan AS tanpa terdeteksi di masa lalu.

“Ada kalanya kapal selam serang bertenaga nuklir Rusia, yang dipersenjatai dengan rudal jelajah jarak jauh, beroperasi tanpa terdeteksi selama berminggu-minggu di dekat pantai AS,” kata Koffler kepada Fox News Digital.

Baca Juga: Peringatan Hari Angkatan Laut, Putin: AS adalah Ancaman Utama Rusia

Satu insiden di awal 2010an melihat kapal selam terdeteksi hanya ketika meninggalkan perairan AS.

"Rekan-rekan saya dari Kantor Intelijen Angkatan Laut mendapat perlakuan serius dari seorang jenderal bintang empat setelah kejadian itu," kata Koffler.

Mengutip Washington Examiner, berita mengenai hilangnya Belgorod muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Kremlin bakal menggunakan senjata nuklirnya karena mengalami kemunduran di Ukraina. 

Daily Mail melaporkan, rekaman terbaru yang dibagikan di saluran Telegram pro-Rusia menunjukkan kereta yang mengangkut peralatan militer canggih milik Direktorat Utama ke-12, yang membantu menjaga persediaan nuklir Moskow.

Bulan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin membuat sebagian besar negara-negara Barat cemas ketika dia bersumpah untuk mempertahankan "integritas teritorial Tanah Air Rusia" dengan "segala cara yang dimiliki". Ini merupakan pernyataan yang secara luas ditafsirkan sebagai ancaman nuklir.

Kremlin telah mengalami serangkaian hambatan di medan perang di negara tetangga Ukraina. Baru-baru ini, pasukan Rusia mundur dari kota timur Lyman, yang terletak di wilayah Donetsk. Kemunduran itu terjadi setelah Putin menandatangani perjanjian untuk mencaplok empat wilayah di Ukraina, termasuk Republik Rakyat Donetsk.




TERBARU

[X]
×