kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Morgan Stanley: Ancaman Yunani keluar dari Eropa merupakan risiko kotak Pandora


Senin, 07 November 2011 / 07:16 WIB
Morgan Stanley: Ancaman Yunani keluar dari Eropa merupakan risiko kotak Pandora
Inilah cerita sutradara film Wonder Woman 1984 saat menjalani proses syuting.


Reporter: Barratut Taqiyyah, Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

LONDON. Isu referendum keanggotaan Yunani di Eropa menjadi topik hangat di sepanjang pekan kemarin. Menurut Morgan Stanley, pimpinan Eropa kemungkinan akan membuka "kotak Pandora" dari konsekuensi yang tak terduga dengan mengangkat kemungkinan Yunani meninggalkan kawasan Eropa.

Sekadar mengingatkan, sebagai respon terhadap rencana Perdana Menteri Yunani George Papandreou untuk menggelar referendum bailout, Angela Merkel dan Nicolas Sarkozy pada pekan lalu bersikeras pertanyaan dari referendum itu adalah pilihan antara tetap menjadi anggota Eropa dan mengambil bantuan bailout atau keluar dari kawasan Eropa. Hingga akhirnya, Papandreou membatalkan rencana referendum setelah dirinya mendapatkan tekanan untuk mundur.

"Adanya kemungkinan meninggalkan kawasan Eropa merupakan hal yang tabu dalam lingkaran politik Eropa," jelas Joachim Fels, chief global economist Morgan Stanley di London.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Jacob Funk Kinkegaard, research fellow Peterson Institute for International Economics di Washington. "Tekanan politik yang koersif tidak bisa dianggap enteng. Kawasan Eropa saat ini sudah dipersenjatai dengan sejata nuklir politis dan institusi yang akan digunakan bagi anggotanya yang bermasalah," jelas Kinkegaard.

Sekadar tambahan informasi, Perdana Menteri Yunani George Papandreou akhirnya menyetujui untuk mengundurkan diri. Selain itu, dirinya juga menyetujui rencana pembentukan pemerintah persatuan nasional, sehingga Yunani bisa mendapatkan bantuan bailout internasional dan menghindari kolapsnya perekonomian.

Berdasarkan pernyataan via email dari kantor kepresidenan Karolos Papoulias di Athena, Papandreou sudah menyatakan bahwa dia tidak akan memimpin pemerintahan yang baru. Hasil pertemuan Papandreou dengan pimpinan partai oposisi Antonis Samaras, juga menyetujui untuk segera membentuk pemerintahan baru secepatnya setelah pengimplementasian keputusan Konsil Eropa 26 oktober lalu.

Kedua belah pihak akan kembali menggelar pertemuan pada hari ini untuk memutuskan siapa yang akan memimpin pemerintahan yang baru, waktu pelaksanaannya, dan mandat pemerintah. Papoulias juga akan memimpin perundingan dengan seluruh pimpinan partai politik hari ini.




TERBARU

[X]
×