Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - CALIFORNIA. Nvidia Corp telah membatalkan pembelian Arm Ltd dari SoftBank Group Corp. Hal tersebut berarti mengakhiri apa yang akan menjadi kesepakatan terbesar industri chip.
Mengutip Bloomberg (8/2), SoftBank sekarang berencana untuk melanjutkan penawaran umum perdana Arm, sebagai pengganti kesepakatan. IPO diharapkan terjadi pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2023.
Sekadar informasi, Nvidia mengumumkan rencana akuisisi pada September 2020, yang bertujuan untuk mengendalikan teknologi chip yang digunakan dalam segala hal mulai dari ponsel hingga peralatan pabrik.
Tetapi transaksi senilai US$ 40 miliar itu menghadapi tantangan sejak awal karena pelanggan Arm mencemooh gagasan itu, dan regulator berjanji untuk memberikan pengawasan yang cermat.
Bulan lalu, Bloomberg juga telah melaporkan bahwa Nvidia sedang bersiap untuk mengakhiri kesepakatan. SoftBank dan Arm berhak mempertahankan US$ 2 miliar yang dibayarkan Nvidia saat penandatanganan, termasuk biaya perpisahan senilai US$ 1,25 miliar.
Baca Juga: Resmi Meluncur Secara Global, Berapa Harga VGA Nvidia RTX 3050 di Indonesia?
Pembelian itu mendapat pukulan paling parah ketika Komisi Perdagangan Federal AS menggugat untuk memblokirnya pada bulan Desember, dengan alasan bahwa Nvidia akan mendapatkan terlalu banyak kendali atas desain chip yang digunakan oleh perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Perjanjian itu juga membutuhkan persetujuan di Uni Eropa dan China, serta Inggris, tempat Arm bermarkas.
Seperti diketahui, desain dan teknologi Arm adalah dasar dari hampir semua ponsel pintar di dunia. Mereka juga membuat kemajuan dalam komputasi pribadi, mobil, dan pusat data.
Pelanggan Arm termasuk Apple Inc., AWS Amazon.com Inc. dan Google Alphabet Inc., bersama dengan pembuat chip yang bersaing langsung dengan Nvidia, seperti Intel Corp. dan Qualcomm Inc.
Kesepakatan yang gagal juga menyoroti ketegangan antara China dan AS atas chip. Negara Asia adalah pasar terbesar untuk semikonduktor, sementara Amerika adalah rumah bagi sebagian besar perusahaan chip dunia berdasarkan pendapatan.
Hal itu membuat kedua negara memiliki kepentingan yang berbeda dalam mengkaji akuisisi Arm. Di tengah, Inggris dihadapkan pada kemungkinan aset teknologinya yang paling terkenal beralih ke kendali AS.
Sementara itu, Arm telah meningkatkan ambisinya. Selama setengah dekade terakhir, perusahaan telah meningkatkan tenaga kerja dan investasinya dalam teknologi baru, yang bertujuan untuk menambah kemampuan yang memungkinkannya membuat terobosan lebih lanjut.