kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Oposisi bersikeras Papandreou mundur sebelum pemerintah baru disepakati


Minggu, 06 November 2011 / 21:57 WIB
Oposisi bersikeras Papandreou mundur sebelum pemerintah baru disepakati
ILUSTRASI. Sejumlah alat berat Komatsu milik United Tractors dipajang saat pameran Mining Indonesia 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (18/9). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/18/09/2019


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

ATHENA. Rencana pembentukan pemerintahan baru Yunani kian mendekati kesepakatan. Namun, partai politik Yunani, terutama dari oposisi terbesar New Democracy, bersikeras menginginkan Perdana Menteri George Papandreou mengundurkan diri sebelum kesepakatan dibuat.

"Saya pikir, kita sudah mendekati posisi konsensus dalam gambaran besar dan dukungan terkait perjanjian Uni Eropa 26 Oktober. Keputusan harus kembali diambil, terutama menyangkut posisi New Democracy," ujar wakil juru bicara pemerintah Angelos Tolkas melalui televisi pemerintah NET TV, hari ini.

Sebelumnya, usai bertemu Presiden Yunani Karolos Paloulias, kemarin, Papandreou mendorong pembentukan pemerintahan yang baru untuk mengatasi perpecahan di parlemen. Dia berharap pemerintahan baru fokus meratifikasi persetujuan yang telah dicapai para pemimpin Uni Eropa di Brussels. Persetujuan itu terdiri dari paket penawaran bantuan dan pengurangan utang dengan memangkas pengeluaran secara ekstrim.

Papandreou mengkhawatirkan perbedaan pendapat di dalam tubuh parlemen menimbulkan pandangan Yunani tidak serius untuk bertahan di Uni Eropa. Dia pun mengisyaratkan tak keberatan untuk lengser asalkan kondisi Yunani mengalami kemajuan. Dengan reputasinya saat ini, dia juga hanya berpeluang kecil untuk memimpin koalisi.

Di saat bersamaan, pemimpin partai oposisi terbesar New Democracy Antonis Samaras menolak bergabung dengan koalisi Papandreou. Dia menyebut, Papandreou tidak mencari keselamatan pemerintah nasional. "Dia mencoba untuk mengikat setiap orang pada pilihan pribadinya, yang menyebabkan kebuntuan," ujarnya, kemarin.

Hingga akhirnya, hari ini pada pukul 1 siang di Athena, Paloulias bertemu dengan Samaras untuk mencoba meyakinkannya agar bergabung dengan pemerintah persatuan nasional.





TERBARU

[X]
×