kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Optimistis industri syariah tumbuh, OJK kaji roadmap lima tahun ke depan


Senin, 18 Maret 2019 / 21:56 WIB
Optimistis industri syariah tumbuh, OJK kaji roadmap lima tahun ke depan


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terapkan roadmap atau peta jalan sejak 2015, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis literasi dan kinerja pasar modal syariah bisa tumbuh positif di 2019. Dengan begitu, harapannya pasar modal syariah bisa tumbuh, stabil dan berkelanjutan.

Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasari mengatakan, terdapat lima arah atau upaya yang dilakukan OJK sejak 2015 hingga 2019. Untuk arah I yakni melakukan penguatan pengaturan atas produk, lembaga dan profesi terkait pasar modal syariah.

Arah II yakni melakukan peningkatan supply dan demand pasar modal. Arah III melakukan pengembangan sumber daya manusian dan teknologi informasi. Arah IV melakukan promosi dan edukasi pasar modal syariah.

"Terakhir, kita melakukan koordinasi dengan pemerintah dan regulator, terakit dalam rangka menciptakan sinergi kebijakan pengembangan pasar modal syariah," kata Fadilah, Senin (18/3).

Berhubung roadmap tersebut akan berakhir di tahun ini, OJK berencana untuk membuat roadmap baru untuk lima tahun ke depan. Fadilah menjelaskan proses pembuatan roadmap masih dalam tahap kajian.

Kajian tersebut, di antaranya melihat kebutuhan industri pasar modal syariah di lima tahun ke depan. Dengan begitu, harapannya kinerja industri pasar modal syariah bisa meningkat ke depannya. 

Menurutnya, kelima roadmap yang ditetapkan pada 2015 hingga 2019 masih cukup relevan untuk diterapkan.

"Allhamdulillah, trennya positif, artinya meningkat. Jadi yang penting challenge-nya apa, mungkin berbeda dengan yang dulu," jelasnya.

Dengan adanya milenial, Fadilah mengatakan fokus OJK untuk menjangkau calon investor lewat media sosial. Di mana, media sosial yang bakal menjadi prioritas untuk upaya edukasi dan sosialisasi seperti lewat instagram, facebook dan twitter.

"Sehingga lebih cost efisien, efektif dan lebih mengurangi SDM, karena banyak yang harus kita kerjakan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×