Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - DAVOS. Diskusi di Davos minggu ini menyorot kesiapan para CEO dan pemodal menghadapi biaya pinjaman yang "tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," meskipun pasar mencermati kemungkinan penurunan suku bunga secara besar-besaran tahun ini.
Menanggapi perdebatan ini, Jose Minaya, CEO manajer investasi global Nuveen, yang mengelola aset senilai US$ 1 triliun, menyatakan bahwa pasar mungkin "melebih-lebihkan" penurunan suku bunga oleh bank sentral, dan para investor perlu bersiap menghadapi lingkungan yang berubah.
“Sepuluh tahun ke depan mungkin akan menghasilkan keuntungan yang lebih rendah dibandingkan sepuluh tahun sebelumnya, mengingat inflasi tidak terlihat selama hampir dua dekade,” katanya kepada Reuters Global Markets Forum, membuka wawancara baru.
Baca Juga: Harga Logam Industri Masih Tertekan, Simak Prospek dan Proyeksi Harganya di 2024
Federal Reserve AS sedang mempertimbangkan kembali apakah inflasi dapat kembali ke target 2% secara berkelanjutan untuk mengizinkan penurunan suku bunga, setelah mengalami kenaikan sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022.
Simon Freakley, CEO AlixPartners, menyatakan bahwa para eksekutif di seluruh dunia "mengharapkan yang terbaik namun bersiap menghadapi yang terburuk," sementara dewan direksi perusahaan merencanakan skenario tinggi untuk jangka panjang, sembari berharap suku bunga akan turun setidaknya menjelang akhir tahun.
Diskusi di dalam ruang rapat berfokus pada keharusan mengelola peningkatan biaya bunga dibandingkan perkiraan sebelumnya dan harus mengakomodasi hal tersebut dalam rencana dan anggaran mereka, ujar Freakley.
Baca Juga: Unitlink Allianz Life Catatkan Kinerja Positif pada 2023
Nicolai Tangen, CEO Norges Bank Investment Management, menyatakan, "Penurunan suku bunga akan lambat, sebagian karena bank sentral internasional lambat dalam menaikkan suku bunga."