Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Dividen perusahaan secara global mencapai angka tertinggi sepanjang masa, sebesar US$ 1,66 triliun, sekitar Rp 25,86 kuadriliun, pada 2023. Dividen terbesar disumbang dari sektor bank, yang menyumbang setengah dari pertumbuhan tersebut.
Nilai pembayaran dividen tersebut naik dari US$ 1,57 triliun di 2022. Menurut data dari laporan triwulanan Janus Henderson Global Dividend Index (JHGDI), secara global, 86% perusahaan meningkatkan atau mempertahankan pembayaran dividen.
Baca Juga: IHSG Tembus All Time High, Saham Big Caps Ini Bisa Dilirik
Tahun ini, Janus Henderson memperkirakan pembayaran dividen masih bisa mencetak rekor baru, US$ 1,72 triliun, atau sekitar Rp 26,79 kuadriliun.
Dividen bank akan melambat, tapi sektor pertambangan bisa menjadi pendorong. Ini karena harga energi tetap kuat. Selain itu sektor yang defensif, seperti layanan kesehatan, makanan, dan barang konsumen dasar, akan mengalami pertumbuhan stabil.
Efek suku bunga
Tahun lalu, pembayar dividen terbesar di dunia adalah Microsoft, diikuti Apple dan Exxon Mobil. "Arus kas perusahaan tetap kuat dan memberi banyak dorongan untuk pembayaran dividen dan pembelian kembali saham," kata Ben Lofthouse, Head of Global Equity Income Janus Henderson, seperti dikutip Reuters, kemarin.
Suku bunga yang tinggi meningkatkan margin bank dan membuat bank mampu membayar dividen sebesar US$ 220 miliar ke pemegang saham di 2023. Ini meningkat 15% dari pembayaran di 2022.
Di lain sisi, dividen sektor tambang mengalami penurunan. Ini karena harga komoditas yang lebih rendah, sehingga laba sektor tambang turun di tahun lalu.
Dari lima perusahaan yang menurunkan pembayaran dividen cukup besar, tiga di antaranya perusahaan tambang, Lima perusahaan yang dividennya turun paling dalam adalah BHP, Rio Tinto, Petrobras, Intel dan AT&T.
Lofthouse menyebut, tingkat pertumbuhan pembayaran dividen dari industri otomotif, utilitas, perangkat lunak, makanan dan teknik cukup menggembirakan. Secara geografis, perusahaan di Eropa, kecuali Inggris, menyumbang dua perlima peningkatan dividen global. Di wilayah ini pembayaran meningkat 10,4% menjadi US$ 300,7 miliar. Jepang juga menjadi kontributor, meski tertahan karena yen melemah.
Baca Juga: Sejumlah Bank Masih Bagikan Rasio Dividen Jumbo, Begini Respons OJK
Amerika Serikat masih berkontribusi paling signifikan terhadap pertumbuhan dividen global karena nilai yang dibayarkan cukup besar. Tingkat pertumbuhan dividen di AS sebesar 5,1%. Pembayaran dividen di pasar negara berkembang mendatar lantaran penurunan pembiayaan dividen di Brasil.