kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45912,18   -11,31   -1.22%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah berburu pasokan minyak dari Iran


Senin, 30 Mei 2016 / 12:31 WIB
Pemerintah berburu pasokan minyak dari Iran


Reporter: Azis Husaini, Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah nampaknya serius mendorong pembangunan fasilitas kilang minyak di dalam negeri. Bahkan, Minggu (29/5) kemarin, sejumlah pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terbang ke Iran demi meneken kesepakatan atas impor minyak dengan National Iranian Oil Refining & Distribution Company.

Direktur Utama Kreasindo Resources Indonesia (KRI) Rudy Radjab yang ikut dalam, rombongan Kementerian ESDM bilang, Iran bersedia memberi pasokan minyak mentah untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak dikirim tahun 2021. 

"Impornya 150.000 barel per hari untuk Kilang Situbondo," ujar dia ke KONTAN, Minggu (29/5). Oh iya, kilang Situbondo adalah kilang minyak  Kreasindo Resources yang dimiliki oleh Rudy dan Bambang Triatmojo, anak mantan Presiden Suharto. 

Rudy mengatakan, rencananya, Menteri ESDM Sudirman Said akan menjadi saksi  atas kerjasama itu. "Dijadwalkan begitu, draf sudah kami kirim untuk ditandatangani," imbuh Rudy.  

Apalagi, kerjasama Iran ini urusan government to government (G to G), meskipun pasokan minyak Iran kelak untuk swasta.

Sayangnya, Rudy belum mau membeberkan harga minyak per barelnya yang diminta oleh Iran melalui National Iranian Oil Refining & Distribution Company. "Belum ada (harganya), tergantung dengan keekonomian nanti," ujar dia.

Menurutnya, Pertamina klak akan  menjadi pembeli dari hasil olahan minyak atau off taker dari Kilang Situbondo setelah proyek mencapai tahap Engineering, Procurement, and Construction (EPC) yang targetnya 2017. Adapun saat ini pihaknya masih pada tahap Front End Engineering Design (FEED).

KRI menaksir,  investasi untuk Kilang Situbondo mencapai US$ 5 miliar. China Construction Bank Corp akan memberikan 70% dari total investasi itu dengan bunga 4%-5% per tahun. Syaratnya EPC harus memakai Sinopec.

Untuk kekurangan dana 30% tersebut, 70% akan dicari perusahaan melalui China Asia Equity Fund, dan 30% Iran yang akan memenuhi dari Iran Energy Holding. 

Cari cadangan

Dihubungi secara terpisah, Menteri ESDM  Sudirman Said mengatakan, dirinya akan menandatangani kerjasama Head of Agreement (HoA) terkait pasokan minyak.  

Sayang, ia enggan  menjelaskan  penggunaan pasokan minyak itu untuk KRI atau lainnya. "Volumenya tidak hafal, tapi lumayan signifikan.  Itu akan menjadi alternatif source dari Pertamina," katanya.

Komaidi Notonegoro, Pengamat Energi mengatakan, kerjasama Indonesia dengan Iran adalah kerjasama yang strategis di pasokan. "Tapi, harus cari alternatif pasokan kalau nanti pasokan Iran turun," kata dia.

Selain urusan minyak mentah, Sudirman juga mengatakan, akan melakukan kerjasama pasokan elpiji dengan Iran dan Pertamina. Lalu, penandatanganan perjanjian pengembangan industri ketenagalistrikan antara PT Pindad dan MAPNA Group.

Namun, lagi-lagi, Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro mengaku tak tahu menahu soal kerjasama pasokan minyak menth dengan Iran maupun KRI. 

Kata dia, Pertamina hingga kini masih melakukan pembicaraan dan kajian terkait kerjasama suplai minyak dan elpiji dari Iran ke Indonesia. 

"Masih dikaji dan dibicarakan. Bila terms-terms disetujui ada kemungkinan signing  untuk LPG atau minyak mentah," ujar dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×