kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pendapatan Amazon Anjlok 48,98% di Kuartal III-2022


Jumat, 28 Oktober 2022 / 11:05 WIB
Pendapatan Amazon Anjlok 48,98% di Kuartal III-2022
ILUSTRASI. Kinerja Amazon kurang menggembirakan


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Amazon Inc mencatatkan kinerja buruk di kuartal III-2022. Di mana, pendapatan operasional Amazon anjlok 48,98% secara tahunan karena kebiasaan berbelanja pasca-pandemi dan kenaikan inflasi.

Berdasarkan laporan kinerja di kuartal III-2022, Amazon mengungkapkan pendapatan operasional turun menjadi US$ 2,5 miliar. Padahal di kuartal III-2021, pendapatan Amazon mencapai US$ 4,9 miliar.

Dengan pendapatan yang anjlok 48,98%, laba bersih Amazon juga ambles 21,87% menjadi US$ 2,9 miliar di kuartal III-2022. Asal tahu saja, laba bersih Amazon di kuartal III-2021 sebesar US$ 3,2 miliar.

Dikutip dari TechCrunch (28/10), Amazon mencatatkan kerugian operasional sebesar US$ 0,4 miliar di Amerika Utara pada kuartal III 2022. Padahal di periode yang sama tahun lalu, Amazion masih mencatat keuntungan operasional hampir US$ 1 miliar.

Secara internasional, Amazon bernasib lebih buruk, mencatat kerugian operasional sebesar US$ 2,5 miliar, dibandingkan kerugian US$ 900 juta di kuartal III 2021.

Baca Juga: Amazon Targetkan Operasional Bisnis Gunakan Energi Terbarukan di 2025

Adapun, Amazon Web Service (AWS) yang diisi layanan cloud Amazon menghadapi kuartal yang suram. Pendapatan operasional AWS mencapai US$ 5,4 miliar di kuartal III 2022, dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu sebesar US$ 4,9 miliar.

Akan tetapi, pendapatan operasional tersebut turun dari US$ 5,72 miliar yang diperoleh AWS selama kuartal II 2022.

Dengan adanya kabar kerugian Amazon di kuartal III 2022, saham perusahaan ikut ambles 20%.

"Ada banyak hal yang terjadi di lingkungan makroekonomi dan kami menyeimbangkan investasi agar lebih efisien tanpa mengorbankan taruhan strategis jangka panjang utama kami," kata CEO Amazon Andy Jassy dalam siaran pers.

Selama pandemi, Amazon menghabiskan miliaran untuk menggandakan jaringan. Perusahaan terpaksa menutup atau menunda rencananya karena penjualan e-commerce tahun ini tidak seperti yang diharapkan.

Melonjaknya harga energi mulai berdampak besar pada bisnis Amazon dengan pengeluaran perusahaan perusahaan naik 10% menjadi US$ 19,9 miliar pada kuartal III-2022.

Industri teknologi secara umum bernasib buruk diĀ  lingkungan ekonomi makro saat ini. Misalnya, Microsoft melaporkan pertumbuhan pendapatan paling lambat dalam lima tahun terakhir.

Sementara itu, saham Meta, induk Facebook, turun drastis karena kerugian dari investasi dalam teknologi augmented reality dan virtual reality. Hal yang sama juga terjadi pada Apple yang mencatatkan penjualan iPhone lebih rendah dari yang diharapkan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×