CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pengusaha Korea Selatan setop jual daging sapi AS


Kamis, 26 April 2012 / 10:55 WIB
Pengusaha Korea Selatan setop jual daging sapi AS
ILUSTRASI. Gerai Electronic City


Reporter: Edy Can, AP | Editor: Edy Can

SEOUL. Para pengusaha ritel Korea Selatan bertindak cepat setelah kasus penyakit sapi gila merebak di Amerika Serikat. Mereka menghentikan sementara penjualan daging sapi asal Negeri Uwak Sam tersebut.

Jaringan supermarket terbesar kedua dan ketiga di Korea Selatan, Home Plus dan Lotte Mart mengaku telah menyetop penjualan daging sapi Amerika Serikat sejak Rabu (25/4) lalu. Penghentian penjualan daging sapi ini untuk menenangkan para konsumen.

"Kami menyetop penjualan mulai hari ini. Ini bukan karena soal kualitas melainkan soal kekhawatiran konsumen," kata Juru bicara Lotte Mart Chung Won-hun, Kamis (26/4).

Korea Selatan merupakan importir daging sapi Amerika Serikat terbesar kedua di dunia. Negeri Ginseng ini mengkonsumsi 107.000 ton daging sapi senilai US$ 563 juta pada 2011 lalu.

Asal tahu saja, Kementerian Pertanian Amerika Serikat menemukan penyakit sapi gila di sebuah peternakan di California. Penyakit ini bisa membahayakan konsumen yang memakan daging sapi terinfeksi penyakti sapi gila tersebut.

Pemerintah Korea Selatan sendiri masih belum memutuskan menghentikan impor daging sapi asal Amerika Serikat itu. Saat ini, Kementerian Pertanian Korea Selatan meningkatkan penyelidikan atas daging sapi tersebut dan meminta informasi yang lebih detil mengenai kasus tersebut.

"Kami masih mempertimbangkan apakah akan menghentikan karantina," kata Deputi Direktur Divisi Kebijakan Karantina Chang Jae-hong.

Sikap konsumen Korea Selatan sendiri terbelah. Ada yang tak khawatir memakan daging sapi selama otoritas pemerintah menyatakan daging sapi tersebut tidak berbahaya bagi kesehatan.

Namun, seorang konsumen lainnya menyalahkan pemerintah Amerika Serikat karena bersikap arogan dan tidak penuh pertimbangan setelah menemukan penyakit sapi gila itu. "Saya tidak akan makan daging dari negara yang terserang penyakit sapi gila," kata Kim Woo-sig.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×