kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,92   5,28   0.57%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang terus bergulir, harga timah berpotensi kian terpuruk


Senin, 25 Juni 2018 / 21:29 WIB
Perang dagang terus bergulir, harga timah berpotensi kian terpuruk
ILUSTRASI. Bongkar Muat Timah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, sentimen perang dagang membuat harga komoditas volatile, termasuk timah sebagai logam industri. Eskalasi konflik perang dagang yang melibatkan semakin banyak negara berpotensi terus menekan permintaan terhadap timah yang berimbas pada performa harganya hingga akhir tahun.

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/6), harga timah kontrak pengiriman tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) ditutup turun 0,49% ke posisi US$ 20.400 per metrik ton. Dalam sepekan, harga timah merosot 1,92%.

Terus bergulirnya perang dagang yang berpusat pada Negeri Paman Sam membuat permintaan timah berpotensi terus melambat. Padahal, negara produsen terus memproduksi sehingga suplai akan semakin menumpuk.

Berdasarkan data LME, cadangan timah pekan lalu tercatat melonjak drastis sebesar 155 ton menjadi 2.750 ton. Peningkatan stok terjadi paling tinggi di Belanda.

Selain fundamental supply-demand yang terganggu, harga timah juga kian tertekan dengan posisi dollar AS yang terus perkasa. Akibatnya, "Harga komoditas jadi semakin mahal bagi para pembelinya," kata Direktur Garuda Berjangka Ibrahim, Senin (25/6).

Tambah lagi, analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menyebut, pasar masih sangat menanti kenaikan Fed Fund Rate sebanyak dua kali lagi hingga akhir tahun ini. Lantas, pamor dollar AS kian meningkat dan membebani laju harga komoditas logam industri.

Adapun, Ibrahim memprediksi harga timah akan berada di rentang US$ 19.600 per metrik ton hingga US$ 21.100 per metrik ton di kuartal ketiga mendatang. Menurutnya, jika perang dagang terus bergulir, harga seluruh komoditas logam industri terancam melorot drastis.

Deddy sepakat, kebijakan proteksionis dagang yang merambat ke banyak negara bakal menhambat pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya, harga komoditas pun terpukul.

"Dengan beragamnya sentimen di pasar sekarang, saya kira investor juga cenderung lebih berhati-hati dan bersikap defensif," ujar Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Strategi Penagihan Kredit / Piutang Macet secara Dini & Terintegrasi serta Aman dari Jerat Hukum

[X]
×