Perjalanan karier Ahmad Mohamad, insinyur elektro yang sukses di bisnis logistik

Sabtu, 13 Oktober 2018 | 19:00 WIB   Reporter: Venny Suryanto
Perjalanan karier Ahmad Mohamad, insinyur elektro yang sukses di bisnis logistik

ILUSTRASI.


TOKOH - Lahir dan besar di wilayah perkampungan Singapura tak membuat Ahmad Mohamad menjadi rendah diri. Keinginan Ahmad untuk terus belajar membawanya ke jalur sukses. Mengawali karier sebagai staf analis di Singapore Mass Rapid Transit Corporation, Kini Ahmad sukses di bisnis logistik lewat DHL Express Indonesia. Seperti apa kisahnya ?

Ahmad Mohammad mendapatkan mandat untuk memimpin DHL Express Indonesia sejak 2010. Artinya ia sudah delapan tahun menjadi senior technical advisor perusahaan layanan logistik global terkemuka ini.
 
Ahmad merasa, keberhasilan mencapai puncak kariernya di DHL Express merupakan buah dari prinsip yang dia pegang sejak kecil. Dari kecil Ahmad selalu ingin membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang bijaksana dan profesional, di manapun ia akan ditugaskan.
 
Saat berbincang dengan KONTAN di kantornya, Selasa (9/10) lalu, ayah empat anak ini menceritakan kisah perjalanan kariernya hingga bisa memimpin perusahaan logistik multinasional tersebut di Indonesia.
 
"Ketika ditunjuk memegang DHL Express Indonesia, saya berpegang pada prinsip untuk membanggakan Indonesia," ujarnya.
 
Meski lahir dan dibesarkan di Singapura, bukan berarti Ahmad dibesarkan dalam keluarga yang mapan secara ekonomi. Ahmad berasal dari wilayah Pasir Panjang yang berada di barat daya Singapura. Secara ekonomi, wilayah ini memang masih tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain di negeri Merlion. Apa lagi, kala Ahmad kecil, Singapura baru saja memisahkan diri dari Malaysia.
 
Ahmad mengaku dirinya berasal dari keluarga sederhana, namun tetap mengedepankan pendidikan. Kedua orangtuanya menjadikan pendidikan sebagai modal utama untuk mengantarkan anak-anaknya menuju kesuksesan.
 
Ibu, adalah sosok yang menanamkan nilai kerja keras dalam diri Ahmad sejak dia kecil. Itu pula yang membuat dia sejak masa SMP dan SMA selalu membantu ibunya berjualan kue. Kendati sibuk membantu ibu berjualan, Ahmad selalu menyediakan waktu untuk belajar.
 
Alhasil, sejak SMP hingga lulus SMA, Ahmad selalu mendapat predikat top student. Maka tak heran, bila ia bisa menggenggam beasiswa begitu lulus SMA.
 
Berbekal beasiswa dari pemerintah Singapura itu, Ahmad kuliah National University of Singapura jurusan Electrical dan Electronics Engineering. Alhamdulillah, saat kuliah saya juga mendapatkan top student di Singapura, Kata Ahmad.
 
Tahun 1986, Ahmad menyelesaikan kuliahnya dan menyandang gelar Sarjana Teknik Elektro. Toh, predikat top student yang diraihnya tak lantas membuat Ahmad bersantai diri saat mencari pekerjaan.
 
Dia pun melamar pekerjaan di Singapore Mass Rapid Transit Corporation (SMRTC) sebagai system analyst untuk perangkat lunak (software). Meskipun pekerjaan ini berkaitan dengan pendidikannya, tapi Ahmad merasa tak nyaman. Ia merasa pekerjaan itu tak sesuai dengan harapannya.
 
Maka, pada 1987 dia pindah ke Singapore Airlines. Selama 4,5 tahun, ayah empat anak ini bekerja di perusahaan penerbangan tersebut.
 
Ahmad merasakan, pengalamannya saat bekerja di maskapai milik Singapura ini luar biasa. Selain di pimpin oleh manajemen perusahaan yang bagus, Singapore Airlines saat itu memberikan tanggung jawab yang besar kepadanya yang terbilang masih berusia muda.
 
Saat itu Ahmad mendapatkan tugas multitasking alias berbagai jenis tugas dalam satu pekerjaan. Mulai dari menangani pesawat yang terlambat, hingga menghadapi penumpang di bandara.
 
"Saya menilai pekerjaan ini cukup menyenangkan, karena dengan adanya masalah yang harus dihadapi, kita jadi belajar bagaimana cara mengatasi masalah tersebut," ujarnya.
 
Tahun 1991, Ahmad melepaskan kariernya di Singapore Airlines dengan jabatan terakhir sebagai manajer. Dia pun mulai masuk ke bisnis teknologi industri dengan menjadi seorang sales manager di Singapore Precision Industry. Perusahaan ini merupakan anak usaha dari Singapore Technology Engineering Ltd.
 
Dengan posisi ini, Ahmad bukan hanya bekerja untuk membawahi area Singapura, tapi juga menangani wilayah pemasaran untuk Malaysia dan Brunei.
 
Tahun 1995, barulah Ahmad masuk ke DHL Express. Jabatan awal yang dipegangnya adalah general manager. Setelah tujuh tahun bekerja di posisi yang sama dengan hasil yang ciamik, membawa karier Ahmad terus menjulang.
 
Tahun 2002, dia dipindahkan DHL Express ke Malaysia untuk menjadi Direktur Operasional. Tahun 2006, DHL Express menempatkannya di Thailand. Lagi-lagi hasil pekerjaan Ahmad di sini cemerlang, sehingga tahun 2008 dia kembali dipindah untuk memimpin DHL Express di Filipina. Lalu, dua tahun berikutnya dia dipindahkan lagi ke Indonesia dan masih bertahan hingga saat ini.
 
Benahi manajemen
 
Kendati memiliki pengalaman selama hampir 15 tahun di DHL Express, ia merasakan mendapatkan tugas yang tidak ringan saat masuk Indonesia.
 
Ahmad bercerita, ketika awal dia datang ke Indonesia, DHL Express Indonesia dikenal sebagai perusahaan yang tua secara fisik. Fasilitasnya sudah tua, investasinya pun saat itu minim.
 
Namun, saat baru menjejakkan kaki di Indonesia, Ahmad tak banyak berkata-kata. Dia memilih langsung bekerja. Ia merekrut karyawan-karyawan di Indonesia, dan secara perlahan membenahi manajemen perusahaan ini.
 
Lalu Ahmad mematangkan keputusannya meminta dana untuk membenahi DHL Express pada tahun berikutnya. Dana tersebut dia pergunakan untuk membangun dan membeli fasilitas-fasilitas pendukung bisnis DHL Express Indonesia. Misalnya, mobil kurir untuk kenyamanan staf, dan hampir semua fasilitas diperbaharui.
 
Prinsip saya, ini bukan hanya untuk DHL Express. Ini untuk warga negara Indonesia. Kami harus bangga menjadi bagian dari Indonesia, kata Ahmad.
 
Ahmad sangat antusias untuk membesarkan DHL Express di Indonesia dan membawa perusahaan ini terus tumbuh. Bahkan ia menjanjikan bahwa setiap tahun sejak 2010 hingga saat ini, bisnis perusahaan ini selalu bisa mencetak pertumbuhan.
 
Pada perjalanannya, janji itu mampu ia penuhi. Hingga saat ini, DHL Express setiap tahun selalu mencetak pertumbuhan bisnis yang terbilang tinggi, yakni hingga high single digit atau mendekati 10%.
 
Ahmad juga membuktikan kinerja DHL dengan meraih penghargaan The Best Country Indonesia Pacific Award. Prestasi ini sejarah yang luar biasa bagi perjalanan karier Ahmad.
 
Pertumbuhan kami sangat bagus dari tahun ke tahun, dan saya percaya potensi industri di Indonesia dengan jumlah manusia sekitar 267 juta jiwa dapat memberikan kontribusi dan meningkatkan daya beli, tambahnya.
 
Salah satu kunci keberhasilan hmad membangun bisnis DHL yang terus bertumbuh di Indonesia adalah karena dia selalu memberikan gambaran soal kepemimpinan kepada para karyawannya.
 
Saya sering memberikan gambaran kalau saya meninggal, apakah mereka akan menangis? Berterimakasih kepada saya? Apakah saya sudah berkontribusi bagi kesuksesan mereka? katanya.
 
Ahmad tak ingin menjadi orang terkenal. Ia hanya ingin menjadi bagian dari kesuksesan orang lain. Menurutnya, apa yang dia lakukan kepada orang lain, maka suatu saat pasti orang lain itu akan melihat kepadanya.
 
Selain memberikan gambaran sebagai seorang pemimpin, imbuh Ahmad, hal yang dia tekankan sebagai pemimpin di perusahaan ini adalah membangun budaya kepercayaan dengan karyawan-karyawan. Apa yang sudah dijanjikan, harus dijalankan dan dituntaskan.
 
Saya itu suka dan sering mendekatkan diri dengan karyawan secara satu per satu. Saya bisa ngobrol sampai dua jam untuk saling berbagai perasaan bagaimana mereka kerja di DHL, dan bagaimana semangat mereka. Ini kesempatan bagi saya untuk mendekatkan diri pada karyawan, harapnya.
 
Ahmad juga mengklaim sering meluangkan waktunya untuk berkumpul bersama dengan karyawan-karyawannya mulai dari makan siang, karaoke bersama, dan makan malam. Tak hanya itu, bahkan dalam satu tahun ternyata Ahmad sering merencanakan kegiatan mendaki gunung sebanyak 2-3 kali dalam setahun.
 
Salah satu hobi saya itu mendaki gunung. Saya sudah pernah mendaki Gunung Semeru, Gunung Rinjani, Gunung Merbabu, dua minggu yang lalu saya baru saja ke sana. Gunung Ungaran, Gunung Batur, dan masih banyak lainnya, ujar Ahmad.
 
Rencananya, tahun depan dia akan mendaki Gunung Agung bersama teman-teman kantor DHL Express. Ahmad merasakan bahwa saat mendaki gunung, keakraban yang ada itu luar biasa, Kalau ada kemah dan kegiatan daki gunung, saling menolong satu sama lain, itu nilainya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti

Terbaru