Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Harga beras ekspor di berbagai negara Asia mengalami pelemahan pekan ini. Pelemahan ini karena permintaan global dan peningkatan pasokan.
Di India, harga beras mendekati titik terendah dalam hampir dua tahun. Harga beras parboiled pecah 5% dari India berada di kisaran US$ 384 hingga US$ 391 per ton, tidak berubah dibandingkan minggu lalu. Sementara itu, beras putih pecah 5% dihargai antara US$ 378 hingga US$ 385 per ton.
"Setelah koreksi tajam dua bulan terakhir, harga mulai stabil. Mudah-mudahan stabilitas ini bisa menarik kembali pembeli yang sebelumnya menunggu," ujar seorang pedagang berbasis di New Delhi dari perusahaan dagang internasional.
Baca Juga: Cadangan Beras Pemerintah Capai 3,7 Juta Ton, Bulog: Yang Rusak Kecil
Di Thailand, harga beras pecah 5% turun tipis dari US$ 420 menjadi US$ 410 per ton. Pedagang di Bangkok menyebutkan pelemahan ini dipengaruhi oleh nilai tukar, sementara permintaan tetap lesu dan pasokan melimpah.
Vietnam juga mencatat stabilitas harga dengan beras pecah 5% ditawarkan pada US$ 397 per metrik ton, hanya turun satu dolar dari minggu sebelumnya. Namun, eksportir masih menahan pembelian karena lemahnya permintaan global, meskipun pasokan dari panen musim panas-musim gugur mulai meningkat.
Selain itu, keputusan terbaru Indonesia untuk menghentikan impor beras akibat tingginya stok diperkirakan berdampak negatif terhadap ekspor Vietnam. "Indonesia adalah pasar utama bagi beras Vietnam, jadi keputusan ini bukan kabar baik," ujar seorang pedagang di Ho Chi Minh City.
Sementara itu, Bangladesh tercatat mengimpor beras senilai US$ 492,4 juta selama periode Juli hingga Maret, meningkat drastis dari US$ 16,4 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan impor ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengendalikan inflasi dan memperkuat cadangan pangan pasca-banjir yang merusak lahan pertanian.