Reporter: Avanty Nurdiana, Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Bursa Efek New York (NYSE) diperkirakan bakal kedatangan banyak perusahaan teknologi dari Asia. Hingga akhir 2017, pertumbuhan jumlah perusahaan dari Asia yang akan initial public offering (IPO) di bursa New York bisa dua digit.
Garvis Toler, Kepala Bursa Global NYSE mengatakan, IPO perusahaan teknologi Asia itu akan mulai ditawarkan pada bulan depan. Oleh-oleh informasi ini pasca Toler melakukan perjalanan ke Asia. Beberapa negara yang ia kunjungi: antara lain Jepang, Indonesia, Hong Kong dan China.
Chief Executive Officer Nasdaq Inc Robert Greifeld menambahkan, ada beberapa perusahaan asal China yang mengungkapkan rencana IPO di bursa Amerika Serikat sejak Juni 2016.
Perusahaan itu didominasi perusahaan teknologi, antara lain aplikasi rental mobil online Didi Chuxing dan perusahaan financial technology, Lufax. Ada juga perusahaan teknologi asal India yakni Ola dan Flipkart.
Bersaing
NYSE yang dimiliki oleh Intercontinental Exchange Inc dan Nasdaq diperkirakan bersaing ketat untuk meraih hati perusahaan agar bersedia mencatatkan saham di papan bursa mereka. Apalagi Nasdaq merupakan bursa yang fokus pada perusahaan teknologi dan internet.
Sebelumnya kedua bursa tersebut kehilangan sejumlah emiten teknologi asal China karena menilai valuasi saham mereka terlewat rendah sehingga memutuskan hengkang dari bursa AS.
Beberapa perusahaan Asia yang baru-baru ini delisting dari bursa saham AS antara lain Youku Tudoi, Mindray Medical, dan Qihoo 360 Technology dengan total kapitalisasi pasar US$ 9,3 miliar. Jumlah perusahaan yang IPO merosot 50% secara global pada tahun 2016. H
al ini karena lonjakan volatilitas di pasar modal. Sementara aktivitas IPO di bursa Hong Kong juga turun 26%.
Akumulasi modal besar paling besar terjadi dalam bentuk merger dan akuisisi terutama pada perusahaan teknologi. Toler menambahkan, pada semester I 2016, banyak perusahaan yang menunda IPO.
Pemilu di Amerika Serikat akan menjadi salah satu katalis yang akan dilihat oleh perusahaan. Karena itu, pada November nanti akan lebih banyak perusahaan yang menyatakan bakal listing.













