kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Petani di India kembali melakukan aksi demo nasional menentang UU Pertanian


Senin, 27 September 2021 / 13:53 WIB
Petani di India kembali melakukan aksi demo nasional menentang UU Pertanian
ILUSTRASI. Seorang petani meletakkan sebuah bendera di puncak Red Fort yang bersejarah. REUTERS/Adnan Abidi


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Petani India menentang reformasi yang mereka katakan mengancam mata pencaharian mereka bertujuan untuk memperbarui dorongan mereka terhadap perubahan dengan protes nasional pada Senin, setahun setelah undang-undang tentang liberalisasi sektor diperkenalkan.

Selama 10 bulan, puluhan ribu petani telah berkemah di jalan raya utama di sekitar ibu kota, New Delhi, untuk menentang undang-undang dalam protes petani yang paling lama berjalan terhadap pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi.

"Ribuan petani telah menyebar ke berbagai distrik untuk memastikan pemogokan nasional lengkap yang bertujuan mengingatkan pemerintah untuk mencabut undang-undang yang diperkenalkan untuk mendukung perusahaan swasta besar," kata Rakesh Tikait, seorang pemimpin petani kepada Reuters.

Bulan ini, lebih dari 500.000 petani menghadiri rapat umum di negara bagian Uttar Pradesh yang paling padat penduduknya, yang terbesar dalam kampanye protes, untuk meningkatkan tekanan pada pemerintahan Modi agar mencabut undang-undang tersebut.

Baca Juga: Ratusan Ribu Petani di India Demo Minta Pencabutan Aturan Pertanian Baru

Undang-undang tersebut, yang diperkenalkan pada bulan September tahun lalu, menderegulasi sektor pertanian dan memungkinkan petani untuk menjual produk kepada pembeli di luar pasar grosir yang diatur pemerintah, di mana petani dijamin mendapatkan harga minimum.

Petani kecil mengatakan perubahan membuat mereka rentan terhadap persaingan dari bisnis besar, dan bahwa mereka pada akhirnya bisa kehilangan dukungan harga untuk bahan pokok seperti gandum dan beras.

Pemerintah mengatakan reformasi berarti peluang baru dan harga yang lebih baik bagi petani. Pertanian menopang hampir setengah dari lebih dari 1,3 miliar penduduk India dan menyumbang sekitar 15% dari ekonomi senilai US$ 2,7 triliun.

Pemimpin serikat petani mengatakan protes mereka tidak akan mengganggu layanan darurat. "Kami juga akan memastikan aksi mogok berlangsung damai," kata Tikait.

Selanjutnya: India memperketat regulasi terkait konten di media sosial




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×