Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
MELBOURNE. Produksi emas di Australia, yang merupakan negara ketiga produsen emas dunia, mengalami penurunan sebesar 13% pada kuartal Juni. Menurut laporan lembaga penelitian Surbiton Associates Pty, penyebab penurunan itu antara lain adanya kenaikan ongkos produksi.
Dalam laporannya, Surbiton mengatakan, jumlah produksi dari pertambangan emas, termasuk yang dimiliki oleh Newmont Mining Corp. dan Newcrest Mining Ltd, dalam tiga bulan yang berakhir 30 Juni hanya mencapai 55 ton saja. Angka tersebut 12% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan harga bahan baku, minyak dan upah tenaga kerja juga ikut mengerek pengeluaran operasional bagi perusahaan tambang Australia. Akibatnya, sejumlah perusahaan menunda rencana ekspansi dan mengurangi produksi baru.
“Sangat jelas, tingginya harga energi memberikan kontribusi yang signifikan atas kenaikan ongkos produksi. Memang, dua hal penting yang sangat berpengaruh dalam sektor pertambangan emas adalah ongkos produksi dan pengeluaran untuk ekspansi,” jelas Sandra Close, direktur Surbiton Associates.
Sekadar catatan, pada kuartal Juni, tambang Newcrest’s Telfer merupakan produsen utama emas di Australia dengan kapasitas produksi 146.101 ounce. Setelah itu, baru diikuti oleh Super Pit, yang merupakan usaha patungan dari Newmont dan perusahaan tambang terbesar dunia Barrick Gold Corp.
Kini, harga emas anjlok 19,5% dari harga rekor tertingginya sebesar US$ 1.032,70 pada 17 Maret lalu. Meski demikian, produksi pertambangan emas Australia sempat mengalami peningkatan kembali (rebound) pada kurtal bulan Maret yang mencapai 53 ton, setelah selama 19 tahun terakhir mengalami penurunan. Kata Surbiton, nilai ekspor emas Australia pada tahun keuangan 2008 mencapai A$ 7,2 miliar atau US$ 6,2 miliar.
Catatan saja, harga kontrak emas untuk pengantaran cepat mengalami penurunan 0,3% menjadi US$ 831,15 per troy ounce pada 29 Agustus. Itu artinya, harga tersebut sudah anjlok sekitar 10% sejak 1 Juli lalu.