Sumber: Bloomberg | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan produsen bir terbesar di dunia, Anheuser-Busch (AB) InBev akan melakukan penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) terbesar tahun in, mengalahkan aksi korporasi yang dilakukan Uber Technologies Inc pada Mei lalu.
Perusahaan ini membidik dana hingga US$ 9,8 miliar dari penjualan saham perdana unit bisnis birnya di Asia Pasifik di Bursa Hongkong. Sementara Uber sebelumnya hanya berhasil menghimpun dana di New York sebesar US$ 8,1 miliar.
Mengutip Bloomberg, Selasa (2/7), AB InBev akan melepas saham Budweiser Brewing Company APAC Ltd sebanyak 1,63 miliar lembar dengan target harga HK$ 40-HK$ 47. Perdagangan ditargetkan akan dimulai pada 19 Juli mendatang.
Target kisaran harga tersebut mewakili nilai pasar Budweiser Brewing sebesar US$ 64 miliar yakni setara dengan Heineken NV yang merupakan produsen bir terbesar kedua di dunia.
"IPO ini akan memungkinkan akuisisi dengan menciptakan jawara lokal di kawasan Asia Pasifik dan akan membantu AB InbEV mengurangi utangnya," kata Direktur Keuangan AV InBev, Felipe Dutra.
Produsen bir asal Belgia ini tengah mengandalkan potensi pertumbuhan bisnis kawasan Asia Pasifik untuk menarik minat saham karena bisnis bir menghadapi prospek stagnasi di tempat lain.
Perusahaan telah menekan pasar premium di China dan telah membeli merek kerajinan lokal untuk mencapai generasi millenial yang modis dengan selera untuk bir yang lebih mahal.
AB InBev merupakan salah satu perusahaan multinasional yang meninjau strategi bisnisnya di Asia di tengah persaingan ketat dari rival lokal. Sebelumnya sudah ada perusahaan Prancis Carrefour SA yang menjual mayoritas saham unit bisnisnya di China dan perusahaan pengecer makanan Jerman Metro AG tengah mengajukan penawaran penjualan unit bisnisnya disana.
Adapun langkah IPO yang diambil AB InBev ini akan memberikan lebih banyak fleksibilitas untuk mencari mitra lokal. Ini seperti stratgei yang dilakukan pembuat bir di Amerika Latin lewat unit bisnisnya Ambev SA.
Heineken telah membentuk kemitraan dengan China Resources, menantang posisi AB InBev sebagai pembuat bir asing terbesar di pasar terbesar dunia. Unit Asia-Pasifik AB InBev ini memiliki laba bersih sebesar US$ 1,4 miliar pada tahun 2018, naik dari US$ 1,1 miliar setahun sebelumnya.