kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

RI jajaki kerja sama LCS Filipina, China, Jepang


Kamis, 28 Desember 2017 / 20:38 WIB
RI jajaki kerja sama LCS Filipina, China, Jepang


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah dengan Malaysia dan Thailand, Indonesia melakukan penjajakan untuk bekerja sama mengenai transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal (Local Currency Settlement atau LCS) dengan tiga negara lainnya.

Rencananya, tak hanya mengenai perdagangan, kerja sama juga akan dilakukan dalam rangka investasi bilateral.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, Indonesia mulai berkomunikasi dengan negara lain untuk perluasan kerja sama itu. Ia mengaku, tak hanya Indonesia, sejumlah negara juga tertarik menggunakan fasilitas LCS tersebut.

"Apakah Filipina, China, Jepang dalam konteks komunikasi. Tetapi ini masih dalam tataran komunikasi," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (28/12).

Meski begitu, Perry belum menjelaskan kapan kerja sama dengan ketiga negara ini akan dilakukan.

Tahun depan sendiri, Perry bilang BI akan fokus mendorong implementasi LCS oleh 17 bank Appointed Cross Currency Dealer (bank ACCD) agar mengurangi ketergantungan terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Ke depan, kerja sama tersebut tidak hanya mengenai perdagangan, tetapi juga diperluas untuk investasi.

BI mencatat, rata-rata tahunan nilai perdagangan Indonesia dengan Malaysia tahun 2010-2016 mencapai sekitar US$ 19,5 miliar dengan ekspor US$ 9,3 miliar dan impor US$ 10,2 miliar.

Sementara itu, rata-rata tahunan nilai perdagangan Indonesia dengan Thailand pada periode tersebut mencapai US$ 15 miliar dengan ekspor US$ 5,5 miliar dan impor US$ 8,5 miliar.

Namun, penggunaan ringgit maupun baht dalam ekspor dan impor masih sangat kecil. Rata-rata sejak tahun 2010-2015, penggunaan ringgit dalam ekspor dan impor Indonesia dengan Malaysia masing-masing hanya 0,07% dan 0,25%.

Sementara itu, di periode yang sama, penggunaan baht dalam ekspor dan impor Indonesia dengan Thailand masing-masing hanya 0,04% dan 0,19%.

Gubernur BI Agus Martowardojo sebelumnya mengatakan transaksi perdagangan internasional di Indonesia memang didominasi oleh mata uang dollar AS sebesar 94% dalam kegiatan ekspor secara total dan 78% dalam kegiatan impor secara total.

Di bawah dollar AS, transaksi perdagangan internasional di Indonesia menggunakan mata yang euro, dan yen Jepang.

Melalui kerja sama tersebut yang mulai berlaku 2 Januari 2018 nanti, Agus menargetkan, penguatan mata uang rupiah-ringgit dan rupiah-baht dalam perdagangan akan meningkat dua kali lipat di tiga hingga lima tahun mendatang.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, Indonesia seharusnya juga bekerja sama dengan Singapura karena perdagangan Indonesia dengan Singapura merupakan perdagangan terbesar dengan negara-negara ASEAN lainnya.

Apalagi jika kerja sama ini bisa dilakukan dengan semua negara ASEAN, maka penghematan dollar AS bisa mencapai 20%.

Sebab, "ASEAN itu menyumbang 20% terhadap total ekspor Indonesia. Mudah-mudahan ke depan BI bisa memperluas kerja sama dengan negara lima besar ASEAN," kata Lana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×