kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Risiko kredit China melonjak


Selasa, 20 September 2016 / 06:05 WIB
Risiko kredit China melonjak


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEIJING. Ekonomi China kembali mendapatkan tantangan. Masih bersusah payah untuk lepas dari perlambatan pertumbuhan ekonomi, China dibayangi risiko kredit yang kian mencekam.

Laporan Bank for International Settlements (BIS) menyebutkan, pertumbuhan kredit yang tinggi di China menandakan peningkatan risiko krisis perbankan pada tiga tahun ke depan. Hasil kajian BIS menunjukkan, peringatan dini tentang overheating kredit kian jelas.

Hitungan BIS, jarak atau gap antara kredit terhadap produk domestik bruto (PDB) China telah menyentuh level 30,1 pada kuartal pertama tahun ini. "Di atas level 10 menandakan krisis yang berpotensi terjadi di tiga tahun mendatang," kata BIS seperti dilansir Reuters, Senin (19/9).

Asal tahu saja, indikator krisis kredit di China merupakan yang tertinggi di dunia. Risiko kredit juga mengancam Kanada yang saat ini berada di level 12,1.

Beberapa tahun belakangan, utang memainkan peran penting sebagai penopang pertumbuhan ekonomi China. Posisi utang mencapai 255% dari PDB pada tahun 2015, terdorong oleh lonjakan pinjaman perusahaan di China.

Dua tahun sebelumnya atau pada 2013, porsi utang terhadap PDB sebesar 220%. Pada Agustus 2016, utang China masih tumbuh lebih dari dua kali lipat dari bulan sebelumnya yang ditopang permintaan kredit pemilikan rumah (KPR) yang kuat.

Jika dibandingkan sebelum krisis atau sebelum 2008, saat ini kebanyakan bank kakap di China menyalurkan lebih banyak porsi kredit hunian. BIS juga menyatakan, rasio yang mengukur kemampuan pembayaran pokok dan bunga terhadap pendapatan, masuk dalam fase merisaukan.

Potensi gagal bayar atau default adalah sebesar 5,4. Level ini menggambarkan ada risiko default cukup tinggi. Analis berpendapat, lonjakan kredit tidak diimbangi dengan kekuatan modal bank. Andai gagal bayar, China harus merogoh kocek lebih dari US$ 100 miliar.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×