Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penulis buku keuangan pribadi Rich Dad, Poor Dad, Robert Kiyosaki kembali memperpanjang sikap bearishnya terhadap ekonomi global di tengah kekhawatiran resesi pada 2023.
Robert Kiyosaki mengatakan bahwa ekonomi global sedang mengalami gelembung terbesar dalam sejarah. Pernyataan ini menambah daftar suram ekonomi dalam jangka panjang.
Dengan kondisi ini, Robert Kiyosaki mengaku ia tidak berinvestasi di ekuitas, obligasi, ETS, atau MF.
Baca Juga: Soal FTX Bangkrut, Robert Kiyosaki: Masalahnya Bukan pada Bitcoin
"Saya akan keluar dari aset kertas," ujar Robert Kiyosaki belum lama ini seperti dikutip dari Findbold News.
Alasannya, Robert Kiyosaki menilai ekonomi global bukanlah pasar. Ia justru menyakini bahwa ekonomi global saat ini adalah gelembung terbesar dalam sejarah dunia.
Ia menjelaskan saat ini ekonomi global sangat dipengaruhi faktor ekonomi makro yang dipimpin inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga acuan. Namun kondisi ini berdampak dan menyebar ke pasar kripto.
Kendati demikian, Robert Kiyosaki tetap bullish pada Bitcoin dan Logam Mulia. Ia mengatakan bahwa produk ini berpotensi muncul lebih kuat saat ekonomi global runtuh.
Baca Juga: Dilanda Musim Dingin, Investor Indonesia Tetap Optimistis pada Investasi Kripto
Sementara itu, pasar kripto saat ini telah terpukul dari runtuhnya pertukaran FTX. Namun Kiyosaki telah menekankan bahwa Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) memiliki peluang untuk bersatu di masa depan.
Pada saat yang sama, Robert Kiyosaki telah memperkirakan bahwa cryptocurrency dapat mencapai angka US$ 1 juta dalam lima tahun, meskipun ia menyatakan preferensinya untuk emas.
Keyakinan Robert Kiyosaki pada prospek Bitcoin membuatnya mencatat bahwa revolusi aset 'akan lebih besar daripada revolusi bubuk mesiu.'