kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rumah sakit Jepang hanya menerima pasien Covid-19 dengan gejala sangat parah


Selasa, 03 Agustus 2021 / 14:07 WIB
Rumah sakit Jepang hanya menerima pasien Covid-19 dengan gejala sangat parah
ILUSTRASI. Seorang perempuan tiba untuk menerima vaksin penyakit Covid-19 Moderna di pusat vaksinasi massal yang baru dibuka di Tokyo, Jepang, Senin (24/5/2021).


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Rumah sakit di Jepang memutuskan untuk hanya akan merawat pasien Covid-19 dengan gejala yang sangat parah. Langkah ini diambil di tengah krisis sistem medis yang melanda Negeri Sakura.

Dilansir dari Reuters, pasien Covid-19 yang berhak dirawat di rumah sakit hanyalah mereka yang sakit parah dan mereka yang berisiko sakit parah.

Di luar kategori itu, para pengidap Covid-19 diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

Jepang telah mengalami peningkatan tajam dalam kasus virus corona, dan mencatat lebih dari 10.000 infeksi baru setiap hari secara nasional. Tokyo memiliki rekor tertinggi 4.058 pada hari Sabtu (31/7).

Kepada Reuters, direktur Rumah Sakit Universitas Showa, Hironori Sagara, mengatakan bahwa saat ini rumah sakit di Tokyo sudah mengalami krisis.

"Ada yang ditolak berulang kali untuk masuk. Di tengah kegembiraan Olimpiade, situasi tenaga medis sangat parah," ungkap Sagara.

Perdana Menteri Yoshihide Suga, yang mengumumkan peraturan baru ini pada hari Senin (3/8), mengatakan pemerintah akan memastikan orang-orang yang diisolasi di rumah dapat dirawat di rumah sakit jika perlu.

Baca Juga: Jepang catat 10.000 kasus harian Covid-19 untuk pertama kalinya

Kebijakan Suga sebelumnya berfokus pada rawat inap kategori pasien yang lebih luas, menyebabkan banyak rumah sakit kelebihan kapasitas dan kekurangan alat medis.

Tetapi, banyak yang khawatir bahwa aturan baru ini justru dapat menyebabkan lebih banyak kematian karena pasien yang ada di rumah akan sulit untuk diawasi secara medis.

"Mereka menyebutnya perawatan di rumah, tetapi sebenarnya itu adalah pengabaian di rumah," kata pemimpin oposisi Partai Demokrat Konstitusi Jepang Yukio Edano

Di tengah keseruan Olimpiade Tokyo 2020, Jepang sebenarnya sedang menghadapi salah satu fase terburuk selama pandemi Covid-19.

Pada hari Senin, Jepang memperluas keadaan daruratnya dengan memasukkan tiga prefektur di dekat Tokyo, yakni Kanagawa, Chiba, dan Saitama, serta Osaka. Keadaan darurat yang ada di Tokyo dan Okinawa sekarang akan berlangsung hingga 31 Agustus.

Selanjutnya: Tetap izinkan Olimpiade di tengah pandemi, PM Jepang mulai kehilangan dukungan




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×