Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Perusahaan pembuat game Angry Birds telah mengecewakan investor lewat laporan keuangan pertama mereka sejak go public. Alhasil, saham Rovio anjlok lebih dari 20% pada Kamis (23/11) lalu dan diperdagangkan di level 9,45 poundsterling atau setara dengan US$ 11,20 di Nasdaq Helsinki. Harga tersebut di bawah harga IPO Robio yakni 11,50 poundsterling atau US$ 13,60 Oktober lalu.
Perusahaan game asal Finlandia ini mengatakan, tingkat penjualan mereka mencatatkan kenaikan 40% pada kuartal III.
Namun, beban operasional juga melonjak tajam secara dramatis, di mana 22,2 juta poundsterling atau US$ 26,3 juta digunakan untuk mendorong pengguna baru. Angka tersebut empat kali lebih banyak dari periode yang sama 2016, sehingga memangkas keuntungan perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan Rovio, perusahaan ini membukukan kerugian sebelum pajak mencapai 500.000 poundsterling atau US$ 600.000 pada kuartal yang sama. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, Rovio membukukan keuntungan 4,6 juta poundsterling atau US$ 5,4 juta.
Investor tentu saja tidak senang. Namun, Jack Kent, analis IHS mengatakan, langkah Rovio untuk berinvestasi dalam menarik pengguna baru sudah tepat.
"Langkah tersebut sangat penting bagi strategi jangka panjang Rovio untuk memperbaiki monetasi secara keseluruhan game mereka," jelasnya.
Angry Birds telah diunduh lebih dari 3,7 miliar kali. Tapi investor khawatir kemampuan Rovio untuk mengeluarkan permainan baru yang populer.
Naasib perusahaan game lainnya bisa dijadikan sebagai peringatan.
King Digital Entertainment, perusahaan yang berada di belakang Candy Crush, dibeli tahun lalu oleh Activision seharga US$ 18 per saham atau 20% di bawah harga IPO-nya.
IPO 2011 Zynga, pembuat game seperti Words with Friends dan FarmVille, juga ternyata mengecewakan. Perusahaan gagal menghadirkan game baru yang populer dan kehilangan jutaan pengguna. Harga sahamnya turun dari US$ 10 menjadi sekitar US$ 4.
