kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,32   -12,18   -1.32%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salahkan kurs, laba SingTel tergerus 17%


Kamis, 14 Agustus 2014 / 11:00 WIB
Salahkan kurs, laba SingTel tergerus 17%
ILUSTRASI. PPenyakit Mematikan! Inilah Gejala Kanker Serviks yang Harus Diwaspadai Perempuan


Sumber: Bloomberg | Editor: Sanny Cicilia

SINGAPURA. Perusahaan telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara, Singapore Telecommunications Ltd (SingTel) membukukan penurunan laba yang cukup dalam. Laba setelah pajak untuk periode kuartal II merosot 17% dibanding setahun sebelumnya. 

Laba bersih yang diatribusikan pada pemegang saham turun menjadi S$ 834,6 juta (US$ 668 juta) di akhir Juni lalu. Ini merupakan laba terendah SingTel dalam enam kuartal terakhir. Padahal, di akhir Juni 2013, laba SingTel mencapai US$ 1,01 miliar. 

SingTel menyalahkan rugi selisih kurs sebagai penyebab penurunan pendapatan sebesar 3%. Menurut perusahaan, tanpa menghitung kurs, pendapatan stabil. 

Sementara bisnis halo-halo di kampung halamannya mengalami pelambatan, pasar terbesar kedua SingTel di Australia lewat Optus mendapat persaingan ketat dari rivalnya Telstra Corp. 

Selain itu, SingTel yang mengantongi pendapatan terbesar dari luar Singapura, mengalami dilema ketika dollar Singapura menguat dibanding mayoritas kurs negara yang menjadi pasarnya. 

SingTel menguasai sekitar sepertiga operator raksasa India Bharti Airtel Ltd, 35% saham PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) di Indonesia, 47% saham Globe Telecom Inc di Manila, dan memiliki 23% Advanced Info Service Pcl di Thailand. 

SingTel memiliki seluruh saham Optus di Australia, serta memegang kepemilikan di beberapa perusahaan kabel bawah laut Singapura dan kantor pos Singapura. 

Menurut perusahaan, rupiah Indonesia melemah 19% terhadap dollar Singapura, sementara aussie melemah 5,4%, dan rupee turun 7,2%. Ini semua mempengaruhi pendapatan SingTel yang dibukukan dalam dollar Singapura. 

"Tanpa dampak kurs, laba bisnis dengan underlying akan naik 5%," kata SingTel. Laba dari perusahaan telekomunikasi di pasar emerging seharusnya naik 20%, lebih tinggi dari pencapaian 7,6% yang mencatat dampak kurs. 

Selain itu, SingTel mencatat kenaikan beban restrukturisasi pegawai sebesar S$ 27 juta dan penurunan nilai kepemilikan US$ 17 juta di Airtel.

Meski mengalami penurunan kinerja, SingTel akan tetap ekspansi. Manajemen mengatakan akan tetap fokus pada aktivitas merger dan akusisi di pasar regional.    




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×