Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - RIYADH. Kepala Eksekutif Saudi Aramco Amin Nasser mendesak pemimpin dunia terus berinvestasi ke bahan bakar fosil di tahun - tahun mendatang. Jika tidak, dunia akan menghadapi lonjakan inflasi dan kerusuhan sosial sehingga gagal memenuhi target penurunan emisi.
Berbicara di Kongres Minyak Dunia ke-23 di Houston, Nasser mengatakan ada asumsi bahwa dunia dapat beralih ke bahan bakar yang lebih bersih hampir dalam semalam, sebagai sesuatu yang sangat cacat.
“Saya mengerti dan mengakui secara terbuka bahwa minyak dan gas akan memainkan peran penting dan signifikan selama transisi dan seterusnya tapi akan sulit bagi sebagian orang,” kata Nasser dikutip dari Bloomberg, Selasa (7/12).
Tetapi ia mengakui kenyataan ini akan jauh lebih mudah daripada berurusan dengan krisis energi, inflasi yang merajalela, dan kerusuhan sosial karena harga menjadi sangat tinggi dan melihat komitmen emisi nol bersih di negara-negara mulai terurai.
Komentar Nasser muncul di tengah meningkatnya investor dan tekanan sosial bagi perusahaan bahan bakar fosil untuk membuat operasi mereka lebih ramah lingkungan. Badan Energi Internasional mengatakan awal tahun ini bahwa kelompok energi harus menghentikan semua proyek eksplorasi minyak dan gas baru jika dunia ingin mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.
Baca Juga: Kendati Dunia Ingin Pangkas Emisi, CEO Raksasa Migas Promosikan Bahan Bakar Fosil
“Dunia menghadapi transisi energi yang semakin kacau yang berpusat pada skenario dan asumsi yang sangat tidak realistis tentang masa depan energi,” kata Nasser.
Harga bahan bakar yang lebih tinggi telah meningkat tajam karena ekonomi global bangkit kembali dari pandemi Covid-19. Hal ini membuat pemerintah berupaya untuk mengurangi perubahan iklim dengan menekan biaya pom bensin.
Di Amerika Serikat, Presiden Joe Biden, berjanji untuk memimpin transisi dari minyak. Pada bulan lalu, negara itu akan melepaskan 50 juta barel minyak mentah dari cadangan minyak strategis untuk mendorong penurunan harga di pompa bensin.
Secara umum, pertemuan di Houston membahas beberapa isu penting. Di antaranya, terkait industri minyak dan gas yang memanfaatkan kenaikan harga untuk menekankan bahaya keamanan energi dan keterjangkauan transisi energi yang lebih cepat dari sumber bahan bakar tradisional. Lalu risiko penurunan investasi dalam sektor bahan bakar fosil.
Jeff Miller, kepala eksekutif kelompok layanan ladang minyak Halliburton, mengatakan kepada para delegasi bahwa telah terjadi penurunan investasi yang signifikan di sektor ini selama tujuh tahun terakhir seiring dengan perubahan iklim dan berkurangnya ketersediaan modal yang didorong oleh industri yang buruk.
Tercatat, investasi di hulu global telah turun 50% di bawah norma historis dengan investasi di Afrika barat turun sebanyak 75%.
"Kami sebenarnya sedang memasuki periode kelangkaan dan saya pikir untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama kita akan melihat pembeli mencari satu barel minyak dibandingkan dengan satu barel minyak mencari pembeli," kata Miller.
Baca Juga: Meski Omicron mengganas, Arab Saudi kerek harga minyak di pasar Asia dan Amerika
Nasser mengatakan mayoritas pemangku kepentingan utama dalam industri dan politik sepakat tentang risiko penurunan investasi, tetapi tidak mau mengatakannya secara terbuka.
"Mereka mengatakannya secara pribadi. Mereka harus mengatakan hal yang sama di depan umum," terangnya.