Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merosotnya sejumlah indikator ekonomi Amerika memperlebar peluang terjadinya resesi global. Indikator utama pasar obligasi Amerika misalnya untuk pertama kalinya sejak 2007 menunjukkan hasil negatif pada Rabu (14/8) yang membuat indeks saham anjlok.
Sayangnya, hal tersebut justru diciptakan sendiri oleh Amerika, terutama akibat aksi-aksi kontroversial yang dilakukan Presiden Donald Trump. Terutama akibat tindakannya yang memicu perang dagang dengan Cina
Baca Juga: Senator AS Bernie Sanders tuding Jeff Bezos di belakang berita buruk soal dirinya
Pada 2018 sebenarnya Amerika memulai pertumbuhan ekonomi yang mumpuni dengan mencapai level pertumbuhan 2,9%. Tertinggi sejak tiga tahun terakhir. Perusahaan-perusahaan ikut menikmati dengan meraup laba besar akibat pemotongan pajak. Angka pengangguran pun jatuh ke level terendahnya sepanjang setengah abad terakhir.
Di sisi lain, tindakan The Federeal Reesrve yang mengerek bunga acuan pada Desember sejatinya memang mendapat respon negatif dari sejumlah negara. Sejak aksi The Fed tersebut Trump telah dua kali menyatakan kenaikan tarif atas impor Cina senilai total US$ 500 miliar.
Sayangnya, ulah Trump tersebut bikin pasar keuangan Amerika oleng. Sebagai hasilnya imbal hasil obligasi AS 10 tahun anjlok ke level 1,59% pada Rabu (14/8).
Baca Juga: Ratusan truk militer China mendekati Hong Kong
Sedangkan imbal hasil obligasi di bawah 10 tahun pada Kamis (15/8) jatuh lebih dalam sebesar 91 bps dibandingkan Rabu. Sementara imbal hasil tresuri AS 30 tahun juga telah mencapai ttiik terendahnya sejak Mei 2012 di level 1,98%, setelah anjlok 27 bps sepanjang minggu ini.
Kemerosotan ini sendiri tercatat lebh parah dibandingkan lima resesi yang menghantam AS sebelumnya. Ini sesuai dengan menurunnya optimisme bisnis Amerika secara jangka panjang yang ikut merosot.
Mengutip data Moody’s misalnya, optimisme investasi non residensial anjlok 10% pada kuartal 2-2019. Kinerja serupa juga ditorehkan beberapa negara lain, produksi Cina misalnya tumbuh paling kecil sepanjang 17 tahun belakangan. Sementara produksi di Jerman juga sedikit menyusut pada kuartal 2-2019.
Baca Juga: Pasukan paramiliter China berlatih di dekat perbatasan Hong Kong
Makanya, pemangkasan bunga acuan oleh The Fed sejatinya tak terhindarkan. Dengan suku bunga berjangka di kisaran 81%, Fed diprediksi akan memangkas suku bunga sebanyak 25 bps pada September.