kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.348   -13,00   -0,08%
  • IDX 7.877   47,88   0,61%
  • KOMPAS100 1.202   5,80   0,49%
  • LQ45 976   6,12   0,63%
  • ISSI 228   -0,05   -0,02%
  • IDX30 498   2,94   0,59%
  • IDXHIDIV20 601   3,84   0,64%
  • IDX80 137   0,63   0,46%
  • IDXV30 140   -0,18   -0,13%
  • IDXQ30 167   0,97   0,58%

Skandal Financial Fair Play Manchester City: Bagaimana Dampak bagi Liga Primer?


Selasa, 17 September 2024 / 13:45 WIB
Skandal Financial Fair Play Manchester City: Bagaimana Dampak bagi Liga Primer?
ILUSTRASI. Manchester City menghadapi 115 tuduhan pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP) Liga Premier.. REUTERS/Hannah Mckay


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu sidang yang paling dinantikan di dunia sepak bola dimulai pada hari Senin: Manchester City menghadapi 115 tuduhan pelanggaran aturan Financial Fair Play (FFP) Liga Premier.

Dikutip dari playingfor90.com, kasus ini diperkirakan akan mengguncang liga di belakang layar selama berbulan-bulan ke depan. Kini, tim yang mendominasi lapangan dalam beberapa tahun terakhir menghadapi pertarungan berat di luar lapangan, yang dapat berdampak langsung pada masa depannya.

Awal dari Sidang yang Berkepanjangan

Setelah berbulan-bulan spekulasi, sidang akhirnya dimulai untuk menangani 115 tuduhan terhadap Manchester City terkait dugaan pelanggaran keuangan antara 2009 dan 2018. Banyak harapan diletakkan tidak hanya pada keputusan apa yang akan diambil, tetapi juga pada dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap prestise Liga Premier secara keseluruhan.

Sidang ini mungkin akan berlangsung selama dua bulan dengan bobot yang setara dengan momen bersejarah dalam sepak bola modern.

Sesi pra-sidang telah berlangsung melalui komisi independen, dengan keputusan dan debat dilakukan di balik pintu tertutup, tanpa akses publik.

Baca Juga: Sidang Manchester City Terkait Tuduhan 115 Pelanggaran Aturan Keuangan Dimulai

Apa yang Dipertaruhkan bagi Manchester City?

Periode yang sedang ditinjau bersamaan dengan tahun-tahun di mana klub dianggap telah bertransformasi menjadi kekuatan besar dalam sepak bola, meraih berbagai gelar bergengsi.

Namun, mereka dituduh melakukan kesalahan serius dalam menyatakan pendapatan, kontrak untuk pemain dan pelatih, serta diduga menyembunyikan beberapa biaya agar tidak dianggap melanggar aturan keberlanjutan keuangan liga.

Jika terbukti bersalah, Manchester City bisa menghadapi berbagai hukuman, mulai dari denda hingga pengurangan poin, bahkan hingga pengusiran dari liga dalam kasus terburuk. Belum jelas apa hukuman yang akan dikenakan, yang pada gilirannya menjadi kekhawatiran baik bagi klub maupun para pendukungnya.

Seperti yang diharapkan, Manchester City telah menolak semua tuduhan dengan semangat yang besar. Pernyataan awal dari klub menunjukkan keterkejutan mereka terhadap tuduhan tersebut dan keyakinan bahwa kesimpulan yang menguntungkan akan dicapai oleh komisi.

Pep Guardiola, pelatih tim, juga menunjukkan optimisme, mengungkapkan keinginannya agar kasus ini segera berakhir. Namun, sikap ini sangat kontras dengan beratnya tuduhan yang dihadapi.

Hukuman yang dijatuhkan kepada klub tidak hanya akan mempengaruhi performa mereka saat ini, tetapi juga dapat merusak reputasi yang telah dibangun selama ini. Kilauan gelar yang dimenangkan di tengah kontroversi bisa berubah menjadi siklus keraguan dan kecurigaan.

Baca Juga: Erling Haaland, Mesin Gol Manchester City yang Tak Terhentikan

Konsekuensi yang Mungkin Terjadi pada Liga Premier

Namun, kasus pengadilan ini memiliki dampak yang jauh lebih besar terhadap masa depan Liga Premier daripada hanya pada Manchester City. Liga ini selama ini dianggap sebagai salah satu yang terkuat dan paling teratur di dunia, namun investigasi ini membawa aturan FFP-nya ke sorotan.

Keputusan akhirnya akan menjadi representasi seberapa efektif atau tidaknya aturan keberlanjutan keuangan diterapkan, dan keputusan terhadap salah satu klub terbesar di liga sepak bola dunia ini bisa berdampak pada kompetisi dan liga lainnya.

Jika Manchester City dihukum, itu akan menciptakan skandal di luar lapangan yang harus dihadapi oleh liga. Ini akan memberikan sinyal yang sangat jelas kepada klub-klub lain yang mencoba membengkokkan aturan untuk mencapai kesuksesan finansial dan olahraga.

Namun, jika hukuman yang diberikan hanya ringan, Liga Premier berisiko kehilangan semua kredibilitasnya - dan para pendukung, serta klub-klub lain, mungkin mulai meragukan perhatian liga terhadap aturannya.

Skenario dan Hukuman yang Mungkin Diberikan

Jika terbukti bahwa Manchester City melanggar sistem, ada beberapa opsi hukuman yang tersedia. Hukuman dapat bervariasi dari sanksi finansial dan pengurangan poin hingga degradasi dari Liga Premier. Meskipun konsekuensi ekstrem tampaknya agak tidak mungkin, mereka tidak dapat diabaikan.

Baca Juga: Real Madrid Incar Bintang Manchester City Sebagai Rekrutan Besar untuk Tahun 2025

Salah satu pertanyaan terbuka adalah pencabutan gelar. Meskipun regulasi Liga Premier tidak mencantumkan aspek ini, bagi banyak orang, pencabutan gelar adalah hukuman yang sesuai setelah bukti terbukti, dalam kasus di mana regulasi liga tidak menyebutkan hal ini dengan jelas.

Isu lain adalah kemungkinan Manchester City akan mengajukan banding terhadap keputusan. Ini akan memperpanjang proses lebih lama, mendorong resolusi akhir lebih jauh ke depan, dan memperpanjang ketidakpastian.

Bagaimana Kasus Ini Bisa Mendefinisikan Sepak Bola Modern

Apa pun keputusan akhirnya, kasus ini sudah mulai mengubah topografi sepak bola Eropa: Bersalah atau tidak, ini sudah menjadi bukti bahwa bahkan klub-klub terbesar tidak kebal terhadap pengawasan keuangan.

Jika terbukti, penggunaan sumber daya yang tidak tercatat ini membuka pertanyaan tentang bagaimana uang mengubah olahraga dan batas-batas yang bisa atau tidak bisa dilampaui klub dalam mengejar kesuksesan.

Ini bukanlah insiden terisolasi. Selama dekade terakhir, sepak bola Eropa semakin diperiksa terkait keuangan klub seiring dengan liga-liga yang menerapkan pembatasan yang lebih ketat untuk menjaga olahraga tetap adil dan kompetitif.

Jika Manchester City terbukti bersalah, ini akan menjadi bukti tambahan bahwa permainan di luar lapangan sama rumit dan menentukan seperti di lapangan.

Selanjutnya: IKEA Berkolaborasi dengan Jotun Indonesia dalam Talkshow di Lancar Paint Expo 2024

Menarik Dibaca: Pinjam KTA di OK Bank, Tawarkan Bunga Mulai dari 0,79% Hingga 3,40%




TERBARU
Kontan Academy
Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×