Reporter: Edy Can, Bloomberg | Editor: Edy Can
BEIJING. Target Sony Corp dan Panasonic Corp untuk meraih laba lebih tinggi tahun ini tampaknya bergantung bagaimana meyakinkan konsumen Cina bahwa mereka telah membeli televisi yang salah. Sebab, masyarakat Cina tak peduli dengan kualitas televisi yang mereka beli melainkan pada harganya.
Contohnya Yin Weiguang, seorang pensiunan pekerja konstruksi di Beijing. "Saya tidak peduli dengan fitur yang ada di televisi," kata Yin, pria berusia 55 tahaun yang membeli televisi beukuran 32 inci buatan Skyworth Digital Holdings Ltd seharga 2.799 yuan atau US$ 413. "Saya hanya menggunakannya untuk hiburan, menonton siaran berita, melihat ramalan cuaca dan drama televisi," katanya.
Sony dan Panasonic, dua produsen televisi ini memang terpukul dengan harga televisi lokal buatan Cina. Harga buatan lokal seperti Skyworth bisa lebih murah satu berbanding enam.
Tak heran bila kini, banyak produsen televisi dari Jepang dan Korea memangkas harga televisi di Cina. Pada Desember lalu, Sony menawarkan televisi berukuran 32 inci dengan harga sebesar 3.000 yuan. Harga ini telah turun 33% dari sebelumnya.
Juru bicara Sony Yuki Shina mengatakan mereka telah menunjuk Foxcorn Technology Group sebagai tenaga outsourcing dalam rangka memangkas ongkos produksi.
Panasonic juga melakukan langkah serupa. Senior Managing Director Panasonic Hitoshi Otsuki mengatakan perusahaanya akan memangkas beberapa tipe televisi di Cina hingga 50% tahun ini. "Pasar di Cina sangat jauh berbeda dengan Amerika dan lainnya," kata Otsuki.
Menurut Otsuki, produsen lokal sangat kuat terutama bagi produk-produk kelas rendah (low end).
Berdasarkan riset AVC Consulting, Skyworth menguasai 15% pangsa pasar televisi di Cina,lalu diikuti oleh Hisense Eletric Co dan TCL Corp.
Sementara produsen asing yang cukup top adalah Sharp yang menguasai 4,9% pangsa pasar lalu Samsung Electronics Co. dan LG Eletroics Inc. Sementara itu, Sony dan Panasonic hanya menguasai masing-masing 2,4% saja.
Bagi produsen televisi dari Jepang seperti Sony dan Panasonic masalah juga terjadi akibat penguatan yen. Penguatan yen membuat mereka tidak kompetitif ketimbang produsen dari Korea Selatan. Sebab, yen sudah menguat 7,4% terhadap yuan sejak awal tahun sementara won hanya 1,2%.