kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sony jual gedung 'suci' karena butuh duit


Jumat, 01 Maret 2013 / 11:05 WIB
Sony jual gedung 'suci' karena butuh duit
ILUSTRASI. Rebusan sereh, jahe, dan gula merah


Reporter: Dyah Megasari |

TOKYO. Bisnis elektronik Jepang benar-benar mulai di ujung tanduk. Selain diimpit persaingan yang sangat ketat dengan Korea Selatan, penguatan yen juga melukai jalur ekspor para produsen elektronik.

Korban dari kondisi yang tak menguntungkan ini jatuh pada raksasa elektronik Sony. Perusahaan ini menjual gedungnya di Tokyo yang merupakan salah satu gedung ikonik dan kebanggan mereka dengan nilai sekitar US$1,2 miliar.

Gedung dengan 25 lantai itu dibangun di atas lokasi yang sering disebut sebagai 'tanah suci' Sony, terletak tidak jauh dari kantor pusatnya.

Selesai dibangun pada tahun 2011 untuk menampung 5.000 pekerja di unit TV dan suara, gedung ini menjadi tempat peluncuran TV jenis Trinitro.

Pembelinya adalah Nippon Building Fund dengan kepemilikan 60% dan sisanya dimiliki investor yang tidak disebutkan namanya. Namun Sony masih akan tetap menggunakannya selama lima tahun mendatang.

Butuh uang tunai

Penjualan ini hanya sebulan lebih setelah Sony menjual gedungnya di New York yang menjadi kantor pusat pemasaran kawasan Amerika Serikat (AS).

Sony, yang sedang membutuhkan uang tunai untuk membayar utang, menghadapi masalah dengan menguatnya mata uang yen sebelum dan setelah krisis keuangan 2008.

Masalah penguatan yen tersebut juga dihadapi oleh industri elektronik Jepang lainnya, seperti Panasonic dan Sharp.

Sementara pada saat bersamaan muncul pula pesaing baru yang kuat, antara lain Samsung dari Korea Selatan.

Bagaimanapun belakangan ini nilai mata uang Yen mulai melemah dan awal Februari tahun ini Sony melaporkan penurunan kerugian sekitar 75% dalam periode Oktober-Desember 2012.




TERBARU

[X]
×