kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Telepon langsung Xi Jinping, Erdogan minta Muslim Uighur mendapat kesetaraan


Rabu, 14 Juli 2021 / 11:32 WIB
Telepon langsung Xi Jinping, Erdogan minta Muslim Uighur mendapat kesetaraan
ILUSTRASI. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden China Xi Jinping memeriksa penjaga kehormatan saat upacara penyambutan di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 2 Juli 2019.


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Tayyip Erdogan secara langsung menghubungi Presiden China Xi Jinping pada hari Selasa (13/7), masalah kesetaraan terhadap Muslim Uighur jadi salah satu poin pembicaraan.

Erdogan menegaskan bahwa penting bagi Turki untuk melihat Muslim Uighur hidup dalam damai sebagai warga negara yang setara dengan warga China lainnya.

Dilansir dari Reuters, Erdogan berdiskusi dengan Xi melalui telepon, kedua pemimpin membahas masalah bilateral dan regional.

Berdasarkan laporan dari kelompok hak asasi PBB, ada lebih dari satu juta orang, termasuk Uighur yang berbahasa Turki, telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir di sistem kamp yang luas di wilayah Xinjiang barat China.

Hal ini yang kemudian mendapatkan perhatian lebih dari Erdogan.

"Erdogan menunjukkan bahwa penting bagi Turki untuk melihat orang-orang Turki Uyghur hidup dalam kemakmuran dan perdamaian sebagai warga negara China yang setara. Dia menyuarakan rasa hormat Turki terhadap kedaulatan dan integritas teritorial China," ungkap pernyataan resmi dari kantor kepresidenan Turki, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Langgar HAM, AS tambah 14 perusahaan China di Xinjiang ke daftar hitam

Beberapa warga Uighur yang tinggal di Turki, yang totalnya sekitar 40.000 orang, telah mengkritik pendekatan Turki ke China setelah kedua negara menyetujui perjanjian ekstradisi tahun lalu.

Menteri Luar Negeri Turki pada bulan Maret membantah dugaan bahwa kebijakan tersebut akan menyebabkan orang-orang Uighur dikirim kembali ke China.

China sejak awal membantah eksistensi kamp tersebut. Namun, sejak keberadaannya diketahui, China menyebut bahwa kamp tersebut sebagai pusat kejuruan dan dirancang untuk memerangi ekstremisme.

Di luar pembahasan mengenai Muslim Uighur, Erdogan mengatakan kepada Xi bahwa ada potensi tinggi untuk hubungan komersial dan diplomatik antara Turki dan China.

Kedua pemimpin juga membahas bidang-bidang termasuk energi, perdagangan, transportasi dan kesehatan.

Selanjutnya: Uniqlo hingga Zara diduga terlibat kejahatan kemanusiaan di Xinjiang



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×