Reporter: Sopia Siregar, Reuters | Editor: Uji Agung Santosa
BEIJING. Melemahnya euro ternyata merugikan bagi China. Soalnya, menurut Kementerian perdagangan, akibat yuan yang terus menguat terhadap euro pendapatan eksportir Negeri Tembok Raksasa itu terpukul.
Meski yuan dipatok terhadap dollar Amerika Serikat (AS), dalam beberapa bulan terakhir, mata uang itu terus menguat terhadap mata uang acuan. Kondisi ini juga makin memperkuat keyakinan analis, kalau pemerintah China tak akan merevaluasi yuan dalam waktu dekat.
Sayang, juru bicara Kementerian Perdagangan Yao Jian tidak menjelaskan dampak penguatan dollar AS terhadap yuan. "Yuan menguat 14,5% terhadap euro, beberapa bulan terakhir. Ini meningkatkan biaya bagi eksportir China dan memberi dampak negatif terhadap ekspor China ke negara-negara Eropa," jelas Yao.
Pada perdagangan Senin (17/5), yuan berada di posisi tertinggi sejak tahun 2002 terhadap euro. Meski mendapat kritikan internasional, Beijing tetap mempertahankan kontrol yaun dengan alasan menjaga kestabilan ekonomi mereka.