kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tertekan tarif impor AS, harga timah masih akan bearish di kuartal IV


Senin, 15 Oktober 2018 / 22:36 WIB
Tertekan tarif impor AS, harga timah masih akan bearish di kuartal IV
ILUSTRASI. Bongkar Muat Timah


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga timah terlihat masih terlihat lebih lemah dibandingkan komoditas lainnya. Kebijakan tarif impor AS ke produk elektronik China membuat harga timah merosot. 

Berdasarkan data Bloomberg, harga timah kontrak tiga bulanan di London Metal Exchange (LME) berada di level US$ 19.125 per metrik ton, Jumat (12/10) turun 0,77% dibandingkan hari sebelumnya.

Andri Hardianto, analis Asia Trade Point Futures mengatakan, terkoreksinya harga timah di awal kuartal IV sudah diprediksi sejak awal tahun. 

“Pertama karena sangat rentan terhadap kebijakan tarif impor AS. Tarif ini disasarkan kepada produk-produk elektronik China yang di dalam komponennya memiliki kandungan timah yang cukup besar. Jadi sejak awal tahun timah kinerjanya tidak sebaik sebelumnya,” jelasnya. 

Dibandingkan komoditas lainnya, kinerja timah termasuk yang terburuk karena langsung terkena dampak dari kebijakan tarif impor AS. Sektor elektronik merupakan sektor terbesar yang menyerap permintaan timah yang kemudian diikuti industri kimia dan plat timah. 

"Tidak heran jika timah melemah sendirian, apalagi dollarnya juga sedang menguat,” lanjutnya.

Selain itu, sentimen lain juga datang dari menurunnya permintaan timah pada tahun ini. Ia mencatat, pada 2017, permintaan timah mencapai 7,5%. Namun menurut International Tin Association (ITA), tahun ini angka tersebut diperkirakan akan melambat sekitar 6%-6,5%. 

"Tidak heran kalau menurun, kerena kondisi perekonomian di emerging market juga masih tidak menentu akhir-akhir ini," jelasnya.

Di sisi lain, sampai akhir tahun, pasokan timah relatif stabil termasuk dari Indonesia. “PT Timah Tbk belum mencapai targetnya sampai kuartal III, di mana produksi berada di angka 27.400 ton atau masih sekitar 84% dari target,” kata Andri. 

Sampai akhir tahun, PT Timah merencanakan produksinya dapat memenuhi target. Di sisi lain, demand dari China sendiri sedang melambat, sehingga dengan kondisi pasokan yang stabil seperti ini tren harga timah masih akan bearish sampai akhir tahun. 

Andri memproyeksikan harga timah masih akan bearish sampai akhir tahun menyentuh di level US$ 17.900- US$ 18.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×