Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Ke depannya, pengguna TikTok mungkin bisa menggunakan aplikasi ini dengan bebas iklan. Tentu untuk mendapatkannya, ada harga tertentu yang harus dikeluarkan.
Mengutip Techcrunch, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Android Authority, kode dalam aplikasi TikTok menunjukkan bahwa TikTok mungkin mulai menguji tingkat langganan bebas iklan untuk pengguna.
Situs tersebut melaporkan bahwa dengan US$ 4,99 atau setara dengan Rp 78.000 (kurs Rp 15.600), pelanggan bisa mendapatkan pengalaman bebas iklan di TikTok.
TikTok sudah memberikan konfirmasi kepada TechCrunch bahwa mereka sedang menguji produk ini, tetapi hanya di satu pasar berbahasa Inggris di luar AS.
Namun, berdasarkan temuan blog tersebut, langganan tersebut tampaknya hanya mencakup iklan yang ditayangkan oleh TikTok, bukan kampanye atau pemasaran dari influencer.
Baca Juga: TikTok Hentikan Fitur TikTok Shop di Indonesia Mulai Hari Ini
TikTok menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari iklan. Dan sejauh ini, TikTok terbukti mampu bertahan terhadap perlambatan belanja iklan online.
Laporan terbaru dari firma riset pasar Cowen menemukan bahwa TikTok diterima bahkan di tengah pembeli iklan yang lebih berhati-hati, di mana 60% menyebut TikTok sebagai tempat video pendek pilihan mereka.
Standard Media Index melaporkan bahwa, pada bulan November, pangsa pembelanjaan agensi besar di media sosial oleh startup induk TikTok, ByteDance, mencapai 11%, dengan perusahaan-perusahaan termasuk Pepsi, DoorDash, Amazon, dan Apple masuk di jajaran pembelanja terbesar.
Baca Juga: Mulai Besok TikTok Shop Dihentikan, Ini Tanggapan Asosiasi UMKM Indonesia
Pertanyaannya, apakah dengan menerapkan kebijakan bebas iklan, hal itu dapat menggantikan pendapatan perusahaan? Bagaimanapun, TikTok bersedia mencobanya, mengikuti jejak pesaingnya yakni media sosial X (platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter) dan YouTube.