kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Tingkat Inflasi Amerika Tertinggi Sejak 1981, Gara-gara Harga Bensin dan Makanan


Senin, 13 Juni 2022 / 06:01 WIB
Tingkat Inflasi Amerika Tertinggi Sejak 1981, Gara-gara Harga Bensin dan Makanan
ILUSTRASI. Indeks Harga Konsumen AS mengalami kenaikan pada bulan Mei. REUTERS/Kamil Krzaczynski


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Indeks Harga Konsumen AS mengalami kenaikan pada bulan Mei. Kondisi ini dipicu oleh lonjakan harga bensin yang mencapai rekor tertinggi dan biaya makanan melonjak.

Melansir Reuters, tingkat inflasi AS kali ini mengarah ke kenaikan tahunan terbesar dalam hampir 40,5 tahun atau sejak 1981 silam. Ini menunjukkan bahwa Federal Reserve dapat meningkatkan kebijakan kenaikan bunga sebesar 50 basis poin hingga September untuk mengatasi inflasi.

Kenaikan tajam inflasi yang dilaporkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Jumat juga mencerminkan kenaikan sewa, terbesar sejak tahun 1990. Tekanan harga yang meluas dan berkelanjutan memaksa warga Amerika untuk mengubah kebiasaan belanja mereka.

Di sisi lain, hal ini juga meningkatkan ketakutan akan resesi langsung atau periode perlambatan ekonomi yang sangat buruk. 

Inflasi yang tinggi, sebuah fenomena global, juga menimbulkan risiko politik bagi Presiden Joe Biden dan Partai Demokratnya dalam pemilihan paruh waktu pada bulan November. Sebuah survei pada hari Jumat menunjukkan sentimen konsumen mencapai rekor terendah pada awal Juni.

Baca Juga: Inflasi Amerika Bikin Cemas, Investor Kembali Berburu Emas

"The Fed sekarang percaya itu berada di belakang kurva inflasi dan harus bertindak lebih tegas," kata Sung Won Sohn, profesor keuangan dan ekonomi di Loyola Marymount University di Los Angeles. 

Dia menambahkan, "Stagflasi adalah skenario yang paling mungkin untuk beberapa tahun ke depan, dengan potensi resesi meningkat."

Data Reuters menunjukkan, Indeks Harga Konsumen naik 1,0% bulan lalu setelah naik 0,3% di bulan April. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 0,7% dalam CPI bulanan.

Harga bensin melonjak 4,1% setelah sebelumnya turun 6,1% pada April. Menurut data AAA, harga bensin naik rata-rata sekitar US$ 4,37 per galon di bulan Mei. Harga bensin hampir menyentuh level US$ 5 per galon pada hari Jumat. Ini menunjukkan bahwa CPI bulanan akan tetap tinggi di bulan Juni.

Baca Juga: Mengukur Prospek Emiten Ritel di Tengah Kenaikan Keyakinan Konsumen dan Harga Barang

Harga komoditas energi lainnya juga naik bulan lalu. Harga gas alam naik 8,0%, tertinggi sejak Oktober 2005. Biaya listrik 1,3% lebih tinggi.

Selain itu, harga pangan meningkat sebesar 1,2%, dengan biaya makanan yang dikonsumsi dalam rumah tangga meningkat sebesar 1,4%, menandai kenaikan kelima berturut-turut setidaknya 1,0%. 

Kenaikan terbesar terjadi pada harga susu dan produk terkait sejak Juli 2007. Harga pangan telah meningkat setelah perang Rusia melawan Ukraina.

Dalam 12 bulan hingga Mei, CPI tumbuh sebesar 8,6%. Ini adalah peningkatan inflasi berbasis tahunan terbesar sejak Desember 1981, setelah kenaikan 8,3% di bulan April. Para ekonom memperkirakan tingkat CPI tahunan akan mencapai puncaknya pada bulan April.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×