Sumber: KONTAN | Editor: Johana K.
TOKYO. Sepertinya permasalahan belum mau menjauh dari produsen otomotif raksasa dunia, Toyota Motor Corp. Tak cukup harus menarik jutaan unit mobil "bensin" di seluruh dunia, Toyota konon bakal menarik produk hibridanya yang paling terkenal di dunia, yakni Toyota Prius. Bahkan, kali ini yang terkena recall adalah produksi teranyar tahun 2010.
Toyota mengambil langkah itu menyusul desakan Pemerintah Jepang yang memerintahkan investigasi terhadap sistem pengereman Prius. Soalnya, banyak pengguna Prius mengajukan komplain. "Kemungkinan untuk recall bukannya tidak ada. Kami tengah memikirkan itu," ujar Juru Bicara Toyota Takanori Yokoi, lewat sambungan telepon, seperti dikutip Bloomberg, kemarin (4/2).
Penarikan Prius diperkirakan bakal menodai reputasi produk andalan Toyota ini. Apalagi, dari penarikan sebelumnya, Toyota telah kehilangan kapitalisasi pasar sekitar US$ 34,5 miliar.
"Recall Prius ini menjadi pukulan besar lain bagi Toyota. Masalah tampaknya makin membesar," ujar Yuuki Sakurai, Kepala Fukoku Capital Management, kemarin. Yokoi menjelaskan, sampai saat ini Toyota telah menerima 77 laporan dari konsumen Prius di Jepang dan 8 dari Amerika Serikat (AS).
Laku di Jepang dan AS
Menurut situs Kementerian Transportasi Jepang, keluhan pengemudi Prius meliputi kegagalan sistem rem atau tarikan rem yang lemah saat digunakan di jalan yang bergelombang.
Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS, juga menerima sejumlah komplain dari pengguna Prius. Di AS, Toyota Prius menjadi mobil paling laris dibeli.
Toyota Prius generasi ketiga diperkenalkan akhir tahun 2009. Tahun lalu, Prius juga menjadi merek yang paling banyak terjual di Jepang.
Dalam konferensi pers kemarin, Presiden Toyota Akio Toyoda, mengakui masalah di sistem rem Prius. Tapi, untuk Prius yang diproduksi mulai Januari tahun ini, perbaikan telah dilakukan.
Toyoda juga yakin, setelah masalah recall berlalu, Toyota bakal membukukan laba tahun fiskal yang berakhir Maret 2010. Dia memprediksi, laba tersebut bisa mencapai ¥ 80 miliar atau US$ 880 juta.
Sebelumnya Toyota memprediksi kerugian hingga ¥ 200 miliar untuk periode yang sama. Toyoda bilang, penarikan hampir 8 juta produk dari seluruh dunia juga menyebabkan penundaan penjualan sekitar 100.000 mobil baru Toyota.
