Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengisyaratkan dalam sebuah video yang dirilis pada hari Rabu (30/10/2024), bahwa Kyiv telah meminta pasokan rudal Tomahawk jarak jauh AS.
Mengutip Reuters, rudal Tomahawk memiliki jangkauan 2.500 km (1.550 mil), jauh lebih besar daripada rudal apa pun yang saat ini dimiliki Ukraina dalam gudang senjatanya.
Pengiriman senjata semacam itu hampir pasti akan dilihat oleh Rusia sebagai eskalasi dalam perangnya di Ukraina.
Zelenskiy mengunjungi ke Amerika Serikat bulan lalu untuk menyampaikan "rencana kemenangan" kepada Presiden Joe Biden, yang dia klaim dapat membantu menekan Moskow untuk berunding mengakhiri perang dengan itikad baik.
Zelenskiy mengatakan, rencana tersebut melibatkan "paket pencegahan non-nuklir" yang hanya akan digunakan jika Moskow tidak mengakhiri invasi skala penuhnya dan terus meningkatkan konflik.
Beberapa rincian rencana tersebut dirahasiakan, sesuatu yang disinggung Zelenskiy dalam pernyataan dalam bahasa Inggris kepada jurnalis Nordik pada hari Selasa yang dipublikasikan secara lengkap di halaman Telegramnya pada hari Rabu.
Baca Juga: Ini Ancaman Amerika Jika Tentara Korea Utara Bergabung dalam Perang Rusia
"Ketika banyak negara mulai mendukung rencana kemenangan, Anda melihat apa yang terjadi sekarang di media – mereka mengatakan bahwa Ukraina menginginkan banyak rudal, seperti Tomahawk, dll. Namun, itu adalah informasi rahasia – antara Ukraina dan Gedung Putih. Bagaimana memahami pesan-pesan ini?"
Zelenskiy menambahkan: "Jadi itu berarti antara mitra – tidak ada hal-hal rahasia."
The New York Times mengutip seorang pejabat senior AS pada hari Selasa yang mengatakan bahwa Zelenskiy telah meminta rudal Tomahawk, sesuatu yang menurut pejabat itu sama sekali tidak mungkin dilakukan.
Amerika Serikat telah menjadi sumber bantuan militer terpenting bagi Ukraina sejak invasi Rusia pada Februari 2022. Tetapi AS juga berusaha untuk tidak melakukan apa pun yang dapat mendorong Rusia yang bersenjata nuklir untuk menanggapi dengan keras atau memperluas konflik.
Baca Juga: Tegang! Rusia Gelar Simulasi Besar Serangan Nuklir, Libatkan Nuklir 3 Serangkai
Amerika Serikat, misalnya, tidak mengizinkan Ukraina untuk menembakkan senjata Barat ke sasaran militer jauh di dalam Rusia meskipun Kyiv berulang kali menyerukan agar hal itu diizinkan.
Ukraina telah mengembangkan pesawat nirawak serang jarak jauhnya sendiri selama perang dan menggunakannya untuk menyerang sasaran di dalam Rusia.