Unika Atma Jaya kembali gelar Frans Seda Award

Jumat, 26 Oktober 2018 | 20:44 WIB   Reporter: Denisa Kusuma
Unika Atma Jaya kembali gelar Frans Seda Award

Frans Seda Award di Unika Atma Jaya


PENDIDIKAN - JAKARTA. Frans Seda Award (FSA) kembali diberikan pada insan muda Tanah Air yang mendedikasikan dirinya bagi aktivitas pendidikan dan atau kemanusiaan.

Program penghargaan Frans Seda Award (FSA) dirintis oleh Yayasan Atma Jaya sejak 2012 yang diharapkan dapat menginspirasi semakin banyak warga bangsa untuk mendedikasikan diri "untuk Tuhan dan Tanah Air", sebagaimana semangat dan cita-cita Frans Seda, pendiri Unika Atma Jaya.

Rektor Unika Atma Jaya, Prasetyantoko mengatakan, Frans Seda Award adalah upaya komunitas Atma Jaya untuk mempertahankan, menjaga, dan merawat semangat para pendiri Atma Jaya.

"Salah satunya ditunjukan dengan memberikan penghargaan bagi orang-orang yang punya visi dan semangat yang sama dengan para pendiri," kata Prasetyantoko, Jumat (26/10).

Penghargaan FSA diselenggarakan setiap dua tahun sekali dan pertama kali digelar pada 2012, sementara pembentukan panitia dilakukan sejak 2011. Tahun ini para nomine FSA 2018 berasal dari sembilan provinsi dan 10 kota.

Penghargaan FSA dibagi menjadi dua kategori yaitu bidang pendidikan dan bidang kemanusiaan. Para pemenang masing-masing kategori akan mendapatkan uang tunai Rp 50.000.000. Untuk kategori bidang pendidikan dimenangkan oleh Brigadir Polisi Muhamad Saleh dari Bombana, Sulawesi Tenggara sebagai pendiri Sekolah Dasar Swasta (SDS) Anak Soleh. 

Sementara kategori bidang kemanusiaan dimenangkan oleh Edi Syahputra dari Langkat, Sumatera Utara sebagai pendiri sanggar Tratama. 

Kepedulian Brigadir Muhamad Saleh terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Bombana patut di apresiasi. Sejak berdiri pada 2015 silam, SDS Anak Soleh ini tumbuh menjadi sekolah kebanggaan anak petani di desa Tunas Baru yang sebelumnya harus menempuh perjalanan sejauh 5 kilometer (km) untuk bersekolah di desa tetangga.

Berkat kepeduliannya itu juga Brigadir Muhamad Saleh pernah diganjar penghargaan dari Presiden RI Indonesia, Joko Widodo, dalam Festival 72 Ikon Prestasi yang digelar pada HUT Kemerdekaan RI ke-72 tahun lalu.

Selain itu, Brigadir Muhamad Saleh juga berkesempatan mewakili Polri memenuhi undangan Kepolisian Jepang di Tokyo.

Sementara Edi Syahputra lewat Sanggar Tratama berupaya menjauhkan generasi muda di Desa Stabat Lama dari hiburan yang tidak jelas, narkoba, dan game online.

Lewat Sanggar Tratama ia berusaha menciptakan generasi CIS (Creative, Innovative, Sinergy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri

Terbaru