Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Yudho Winarto
SEOUL. Samsung Engineering Co, perusahaan konstruksi asal Korea Selatan, akan menjual saham baru. Perusahaan ini harus menjual saham baru untuk menopang kinerja keuangannya.
Rencananya, Samsung Engineering menjual saham senilai KRW 1,2 triliun setara dengan US$ 1,05 miliar kepada pemegang saham lain. Nilai saham baru tersebut lebih besar ketimbang kapitalisasi pasar Samsung Engineering saat ini yakni di KRW 1,08 triliun.
Perusahaan yang berbasis di Seoul melaporkan rugi kuartalan terbesar selama enam tahun. Ini akibat keterlambatan pada pekerjaan di Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan proyek lain. Kinerja lesu juga dialami perusahaan konstruksi Korea lain, seperti Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co yang juga merugi dan tumpukan utang.
Hingga kuartal III-2015, rugi operasi Samsung Engineering mencapai KRW 1,51 triliun, dengan rugi bersih KRW 1,33 triliun. Berdasarkan data Bloomberg, kerugian ini terbesar sejak 2009. Padahal, Samsung Engineering diprediksi meraih laba bersih KRW 15,9 miliar.
Sepanjang tahun ini, Samsung memperkirakan bisa meraih pesanan sebesar KRW 6 triliun dengan total penjualan KRW 6,3 triliun. Proyeksi penjualan ini lebih rendah dari estimasi 22 analis yang disurvei Bloomberg terhadap, yakni sebesar KRW 7,33 triliun.
Harga saham turun
Rencana penerbitan saham baru itu membuat harga saham Samsung Engineering anjlok. Harga saham Samsung Engineering turun 18,97% di level KRW 25.850 per saham, kemarin. Selama setahun terakhir, harga saham ini telah merosot sekitar 55,12%.
Penurunan harga saham telah terjadi sejak muncul spekulasi merger dengan Samsung Heavy Industries Co. Bulan lalu, Chief Executive Officer Samsung Heavy Industries, Taman Dae Young mengatakan, merger dengan Samsung Engineering bisa menciptakan sinergi. Tapi belakangan, rencana merger dua unit Samsung Group tersebut batal karena pemegang saham tidak memberi restu.
Anggota konglomerasi terbesar di Korea Selatan itu berencana merger sejak tahun lalu agar bisa bersaing di pasar konstruksi minyak dan gas lepas pantai. Kombinasi dari dua perusahaan yang bermarkas di Seoul tersebut memiliki skala bisnis yang lebih besar sehingga bisa menerima tawaran pesanan, seperti pembuatan kapal LNG dan proyek-proyek energi.