kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,08   -1,43   -0.16%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Virus MERS ditemukan di Amerika Serikat


Sabtu, 03 Mei 2014 / 18:05 WIB
Virus MERS ditemukan di Amerika Serikat
ILUSTRASI. Aktivitas tungku smelter nikel di PT VDNI di kawasan industri di Kecamatan Morosi, Konawe, Sulawesi Tenggara, Jumat (9/9/2022). ANTARA FOTO/Jojon/aww.


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

INDIANA. Virus baru yang menyerang bagaian pernapasan, MERS, ditemukan menginfeksi satu orang di Amerika Serikat (AS). Penyakit ini tercatat menjangkiti 401 orang dan menewaskan 100 orang di Timur Tengah sejak ditemukan dua tahun lalu.

Pria yang tidak diungkap identitasnya ini diduga kuat tertular MERS ketika kunjungannya ke Timur Tengah. Centers of Disesase Control and Prevention (CDC) menghitung kejadiannya sekitar 10 hari lalu, seperti dikutip Chicago Tribune.

Pria tersebut pada terbang dari Riyadh dan tiba di London, lalu melanjutkan perjalanan ke Chicago. Dia meneruskan perjalananya menuju Indiana dengan bis.

Tiga hari kemudia, pria tersebut terserang batuk dan demam. Lalu dia menyambangi Communiy Hospital di Muster, Indiana. Dokter mendapat hasil penularan MERS, yang dikonfirmasi sesudahnya oleh CDC.

Dinas Kesehatan Indiana meminta semua individu yang kemungkinan berada di rumah sakit tersebut pada jam 6.30 sore-9.30 malam. CDC juga diminta untuk menghubungi para penumpang yang menggunakan transportasi bersamaan dengan pasien.

Gejala MERS mirip seperti flu, demam, batuk, dan masalah pernapasan. Bedanya, sampai saat ini belum ada pengobatan untuk virus ini. Belum diketahui asal mula pembentukan virus ini namun diduga berasal dari hewan onta dan kelelawar yang ada di daerah Timur Tengah.

MERS merupakan bagian dari keluarga conavirus, grup yang menyebabkan flu dan pneumonia. Anggota keluarga lainnya yang cukup ganas adalah SARS, yang juga sempat menewaskan korbannya di Asia dan Amerika sekitar awal tahun 2000-an.

Namun, para ahli kesehatan ini menilai, tingkat penularan MERS renah. CDC juga di tahap ini tidak merekomendasikan pelarangan kunjungan ke kawasan Timur Tengah.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×