Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah tajam dengan tiga indeks utama anjlok karena aksi jual besar-besaran yang terjadi. Sentimen datang setelah saham Alphabet merosot setelah induk Google tersebut membukukan pendapatan yang mengecewakan.
Tekanan bagi bursa saham Amerika Serikat (AS) bertambah setelah yield US Treasury naik dan menghidupkan kembali kekhawatiran bahwa suku bunga akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Rabu (25/10), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,32% menjadi 33.035,93, indeks S&P 500 melemah 1,43% ke 4.186,77 dan indeks Nasdaq Composite anjlok 2,43% ke 12.821,22.
Di antara 11 sektor utama di S&P 500, sektor layanan komunikasi mengalami persentase pelemahan terbesar. Sementara sektor kebutuhan pokok konsumen dan utilitas berakhir naik tipis di sesi ini.
Indeks acuan S&P 500 mencatat penurunan harian kelima dalam enam hari dan ditutup di bawah level 4.200 yang diawasi ketat.
Baca Juga: Wall Street Mixed, S&P 500 dan Nasdaq Merosot Seiring Penurunan Saham Alphabet
Sedangkan, indeks Nasdaq Composite merosot ke persentase penurunan satu sesi terbesar sejak 21 Februari, dengan megacaps yang sensitif terhadap suku bunga sangat membebani indeks yang sarat teknologi ini.
Di sesi ini, indeks Semikonduktor Philadelphia anjlok 4,1%, penurunan satu hari terbesar sejak 22 Desember 2022.
Sektor Jasa Komunikasi juga membukukan persentase penurunan terbesar sejak 3 Februari.
Saham Alphabet Inc anjlok setelah perusahaan tersebut melaporkan pendapatan layanan cloud yang mengecewakan, menghidupkan kembali kekhawatiran akan perlambatan ekonomi.
Di saat yang sama, yield US Treasury tenor acuan kembali naik, mendekati level 5%, dan menambah kekhawatiran akan berlanjutnya suku bunga yang tinggi.
"Pendapatan beragam, dan itu menyebabkan beberapa masalah, tetapi masalah sebenarnya tetap pada yield (US Treasury), yang tidak menunjukkan tanda-tanda melemah," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha.
Yield US Treasury tenor 10-tahun naik setelah data penjualan rumah baru yang kuat dan tingkat suku bunga hipotek yang mencapai level tertinggi dalam 23 tahun memicu kekhawatiran akan kenaikan suku bunga yang berkepanjangan.
“Perekonomian AS terus menunjukkan kinerja yang kuat,” tambah Detrick. “Itu mungkin salah satu alasan utama mengapa imbal hasil tetap kuat seperti sebelumnya.
“Pasar obligasi sedang mengendus potensi perekonomian yang lebih baik di masa depan,” kata Detrick.
Baca Juga: Peta Politik Mulai Jelas, Rekomendasi Saham-Saham Ini Bisa Dilirik
Pekan ini menjadi minggu yang penting bagi pendapatan, dengan hampir sepertiga perusahaan di S&P 500 diperkirakan akan mencetak hasil di kuartal III-2023.
Sejauh ini, 146 dari S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangannya. Dari jumlah tersebut, 80% telah menghasilkan pendapatan di atas ekspektasi.
Analis sekarang memperkirakan pertumbuhan pendapatan S&P 500 sebesar 2,6% secara tahunan untuk periode Juli-September, naik dari proyeksi 1,6% pada awal bulan.
Indeks Dow Jones Transport Average yang sensitif secara ekonomi menyentuh level terendah dalam lebih dari empat bulan setelah perusahaan angkutan truk Old Dominion Freight Line membukukan pendapatan.
Saham perusahaan angkutan truk itu turun 3,9%.
Sedangkan, kontraktor pertahanan General Dynamics naik 4,0% setelah melaporkan lonjakan pendapatan kuartal III-2023.
Setelah bel penutupan, IBM dan Meta Platforms melaporkan pendapatan yang lebih kuat dari perkiraan, dan saham mereka naik dalam perdagangan yang diperpanjang.