kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wall Street jatuh setelah Trump ancam mengenakan tarif produk Eropa


Selasa, 09 April 2019 / 22:08 WIB
Wall Street jatuh setelah Trump ancam mengenakan tarif produk Eropa


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Indeks utama saham Wall Street jatuh pada perdagangan Selasa (9/4) setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif terhadap produk-produk yang dari Uni Eropa.

Sementara prospek suram pertumbuhan ekonomi global yang dirilis Dana Moneter Internasional (IMF) turut menambah kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global akibat sengketa perdagangan. IMF memperingatkan pertumbuhan ekonomi global bisa melambat lebih lanjut karena ketegangan perdagangan dan kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa.

Mengutip Reuters, pada pukul 9.59 waktu setempat, Indeks Jones Industrial Average turun 207,56 poin, atau 0,79% menjadi 26.133,46, indeks S&P 500 turun 15,35 poin, atau 0,53%, menjadi 2.880,42 dan indeks Nasdaq Composite turun 20,78 poin, atau 0,26% menjadi 7,933.11.

Saham industri yang sensitif terhadap perdagangan mencatat penurunan 1,15%, diikuti kerugian perusahaan di sektor energi, bahan pangan dan saham keuangan. Saham Boeing Co juga masih melanjutkan penurunan 1,3%.

Semua sektor di Indeks S&P 500 turun. Saham sektor energi turun 1,3%. Penurunan saham Pentair Plc yang jatuh 12,6% menjadi pemberat utama bagi indeks S&P 500 setelah perusahaan pengelolaan air ini menyatakan laba tahun lalu di bawah ekspektasi.  

Walt Disney Co masih naik 1%, setelah Cowen and Co menaikkan peringkatnya. Kemudian Saham Cerner Corp melonjak 12,6% setelah perusaan IT Kesehatan ini menyatakan akan menunjuk empat direktur baru ke dewan menyusul kesepakatan dengan dana lindung nilai Starboard Value LP.

kepala investasi di Bokeh Capital Partners di Pittsburgh mengatakan investor sekarang bertanya-tanya apakah perusahaan tidak lagi menumbuhkan pendapatan mereka dan berapa banyak yang ingin mereka bayar untuk pendapatan tersebut.
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×