kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Warga negara ini yang paling banyak belanja selama haji dan umrah


Senin, 13 Mei 2019 / 09:32 WIB
Warga negara ini yang paling banyak belanja selama haji dan umrah


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - MEKAH. Jutaan umat Islam di seluruh dunia mengunjungi dua kota suci setiap tahunnya di Arab Saudi. Pemerintah Saudi telah mengeluarkan lebih dari 6 juta visa umroh sepanjang tahun ini.

Banyaknya mereka yang ingin mengunjungi Mekah dan Madinah menjadi kesempatan bagi otoritas untuk memasarkan produk yang lebih besar.

Lalu warga negara asing mana yang paling banyak belanja ketika umrah atau haji? Menurut data dari Kamar Dagang dan Industri Mekah, warga Mesir menempati urutan teratas dalam membelanjakan uang mereka di Saudi.

"Warga Mesir menempati urutan teratas dalam daftar diikuti Irak, Aljazair, dan Turki," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Mekah Aziz Awliyaa, seperti dikutip dari Arab News, Sabtu (11/5).

Menurutnya, ada korelasi antara kondisi ekonomi negara masing-masing dengan daya beli serta aspirasi ketika berada di Saudi. "Seorang jemaah bisa menghabiskan rata-rata US$  700 (Rp 10 juta) selama periode 10 hari, yaitu 5 hari di Madiha dan 5 hari di Mekah." ujar Awliyaa.

Mantan Ketua Komite Nasional untuk Haji dan Umrah di Kamar Dagang dan Industri Mekah, Saad Jameel Al-Qurashi, menuturkan setiap jemaah menghabiskan waktu yang berbeda ketika berada di Saudi.

"Warga negara India, Pakistan, dan Bangladesh lebih memilih untuk tinggal selama 30 hari, sementara beberapa jemaah Mesir lebih suka tinggal hingga 20 hari," katanya.

Dia berpendapat, salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pengunjung internasional yang beragam adalah dengan globalisasi gerai makanan dan minuman.

"Ada kebutuhan untuk membuka restoran asing di Mekah agar jemaah bisa mengunjungi restoran dan mencicipi hidangan dalam suasana modern," ujar Al-Qurashi.

Dengan beragamnya sektor makanan diyakini akan merangsang sektor perhotelan dan mendukung diversifikasi bagi lebih dari jemaah dari 150 negara yang bertemu di satu tempat selama Ramadan. "Jemaah ingin membeli barang-barang yang tidak mereka temukan di negara mereka," tuturnya.

Al-Qurashi menilai perlu pembentukan badan-badan ekonomi penelitian untuk meninjau tingkat pengeluaran jemaah selama berada di kota suci. Selain itu, perlu juga penjualan oleh-oleh yang diproduksi oleh warga negara Saudi sehingga mencontohkan semangat Mekah.

Data dari Kementerian Haji Saudi pada awal bulan ini menunjukkan, jumlah jemaah terbesar yang melakukan umroh berasal dari Pakistan (1.353.625), diikuti oleh Indonesia (881.459), India (579.443), Mesir (405.750) dan Turki (279.038). (Veronika Yasinta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga Negara Mana yang Paling Banyak Belanja Selama Haji dan Umroh?"


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×