Reporter: Mona Tobing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Miliarder Warren Buffett bakal membantu Pemerintah Israel menawarkan obligasi kepada sejumlah investor. Buffett akan menghimpun dana hingga US$ 200 juta dari penawaran surat utang Pemerintah Israel.
Badan Penjamin Emisi Obligasi Israel menjelaskan, Buffett akan melakukan perjalanan ke New York pada pekan ini untuk membantu Israel menjual obligasi pemerintah. Nantinya CEO Berkshire Hathaway Inc ini akan bertemu secara pribadi dengan sejumlah investor yang berasal dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Meksiko dan Brasil.
Investor tersebut telah mengisyaratkan bakal membeli obligasi Israel masing-masing antara US$ 1 juta hingga US$ 5 juta. Catatan Badan Penjamin Emisi Obligasi Israel, Buffett memiliki US$ 5 juta obligasi Israel dalam portofolio pribadinya.
"Pembelian obligasi Israel adalah investasi yang masuk akal dan mendukungan pertumbuhan ekonomi Israel," kata Buffett seperti dikutip Reuters, kemarin.
Konglomerat yang memiliki lebih dari 90 saham perusahaan ini juga telah memiliki obligasi Israel sejak mengakuisisi asuransi pensiun Guard Insurance pada 2012.
Presiden dan CEO Badan Penjamin Emisi Obligasi Israel, Maimon mengaku gembira dengan partisipasi Buffet untuk menawarkan obligasi. "Ia adalah seorang teman kami," puji Maimon seperti dikutip Time of Israel.
Maimon mengatakan dukungan Buffet atas obligasi Israel dapat memastikan bahwa negaranya tetap makmur dan terus menjadi model inovasi dan pertumbuhan ekonomi dalam beberapa dekade terakhir. Maimon menyebut, Buffet diperkirakan dapat membantu Israel mendapatkan dana segar US$ 200 juta dalam penawaran obligasi.
Sejatinya, ini bukan pertama kali Buffett membantu Israel dalam menjual obligasi. Sebelumnya, pada November 2015 di kota asalnya Omaha, Buffett berhasil mengumpulkan dana segar US$ 60 juta dari lelang obligasi Israel.
Bukan tanpa alasan investor kawakan ini memilih Israel untuk menempatkan uangnya. Menurut Buffett, Israel merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang dibutuhkan orang banyak.
"Pengetahuan, energi dan kepercayaan, semua tersedia di Israel. Negara ini adalah satu-satunya dimana orang ingin berkunjung," ujar Buffett.