Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Pemerinta Nigeria menyatakan tengah mengawasi penyebaran virus Ebola di negaranya. Dalam pernyataan resminya, Nigeria bilang saat ini ada 200 orang warganya yang tengah diawasi ketat karena diduga terserang virus mematikan itu. Sejauh ini, sudah 12 orang warga Nigeria yang terkonfirmasi tewas karena Ebola. Di Afrika Barat, virus ini sudah menelan korban jiwa sebanyak 1.100 orang lebih.
Nigeria merupakan negara ke-empat di mana kasus virus Ebola ditemukan. Sebelumnya, virus ini menyebar di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone. Berdasarkan data dari World Health Organization, setidaknya 2.100 orang sudah terinfeksi virus ini di Afrika Barat.
Negara-negara di kawasan tersebut sudah memperkuat screening keamanan di perbatasan. Dan, banyak dari maskapai penerbangan yang menetapkan harga diskon ke negara-negara yang terinfeksi, ketimbang melakukan isolasi.
Menurut petinggi dari Doctors Without Borders, penyebaran virus Ebola akan memakan waktu berbulan-bulan. "Kita tidak membicarakan waktu mingguan. Kita membicarakan proses yang berbulan-bulan terkait penyebaran epidemic ini," papar Joanne Liu, international president of Doctors Witout Borders pada pekan lalu di Jenewa.
Liu menambahkan, penyebaran virus tersebut kemungkinan membutuhkan waktu enam bulan. Dia mengimbau agar negara lainnya mengambil langkah untuk membantu negara yang memiliki masalah dengan penyebaran virus tersebut.
"Jika kita ingin mengatasi virus tersebut, harus dari sekarang. Lebih banyak petugas kesehatan yang dibutuhkan untuk mem-follow up kasus ini. Edukasi kepada publik mengenai virus ini dan penyebarannya juga penting," katanya.
Berdasarkan pernyataan Kementrian Luar Negeri Inggris melalui email, Inggris kemarin sudah mendonasikan sekitar US$ 8,5 juta untuk memerangi virus ini. Sedangkan Jepang meningkatkan dana bantuan darurat senilai US$ 1,5 juta untuk digunakan WHO dan badan kesehatan dunia lainnya.