Reporter: Erika Anindita | Editor: Cipta Wahyana
TOKYO. Jumat (2/8) ini, Toyota Motor Corp meningkatkan proyeksi laba mereka untuk tahun finansial yang akan berakhir Maret 2014 sebesar 7,8%. Pelemahan kurs yen yang menguntungkan ekspor perusahaan asal negeri Matahari Terbit ini menjadi alasan utamanya.
Produsen otomotif terbesar dunia ini memprediksi akan mencatatkan laba operasi sebesar 1,94 triliun yen atau setara US$ 19,55 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2014. Jumlah itu meningkat 7,8% dari ramalan sebelumnya, yakni 1,8 triliun yen. Meski begitu, angka itu masih lebih rendah dari estimasi 26 pengamat yang dikutip Reuters, yaitu 2,27 triliun yen.
Di kuartal II tahun ini, Toyota membukukan keuntungan operasional sebesar 663,4 milyar yen. Ini juga sedikit meleset dari estimasi 649 milyar yen dalam survei 4 analis oleh Reuters.
Sepanjang Januari-Juli 2013, di Amerika, Toyota berhasil menjual 1,3 juta kendaraan, naik 8% dari setahun lalu. Pada bulan Juli saja, penjualan meroket 17%, mengungguli penjualan Ford untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Penjualan terbesar ditopang oleh seri Avalon dan RAV4.
Catatan saja, AS merupakan pasar terbesar Toyota, dengan sumbangan sekitar 25% dari penjualan global. Meski begitu, pangsa pasar pada Januari-Juli turun 0,1% poin menjadi 14,3%.
Di saat yang sama, Toyota mengalami perlambatan pertumbuhan yang tidak terduga di Asia Tenggara, pasar regional terbesar mereka setelah Amerika Utara dan Jepang. Pelemahan pertumbuhan industri di Thailand dan Indonesia menjadi salah satu penyebabnya.
Selama Januari-Juni 2013, Toyota menjual 539.000 kendaraan di ASEAN, jumlah yang sama seperti tahun lalu. Meski demikian, pangsa pasar Toyota di ASEAN masih tetap lebih tinggi dari dua pesaingnya, Honda Motor Co dan Nissan Motor Co. ASEAN menyumbang sedikitnya 10% dari total penjualan global Toyota.
